Pengertian Belajar atau Definisi Belajar menurut Teori Belajar Kognitivisme adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat diamati (bandingkan dengan Teori Behaviorisme).
Asumsi dasar teori ini adalah, bahwa setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan didalam dirinya. Pengalaman dan pengetahuan ini tertata dalam bentuk struktur kognitif. Menurut teori ini, proses belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi (bersinambung) secara “klop” dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki oleh peserta didik.
Dalam perkembangannya, setidak-tidaknya ada tiga teori belajar yang bertitik tolak dari teori kognitivisme ini, yaitu Teori Piaget, Teori Bruner dan Teori Ausubel.
1. Teori Perkembangan Piaget
Penjelasan Teori Perkembangan Piaget sebagai berikut :
a. Proses belajar terjadi menurut pola tahap-tahap perkembangan tertentu sesuai dengan umur siswa.
b. Proses belajar melalui tahap-tahap : (1) Asimilasi, adalah proses penyesuaian pengetahuan baru dengan struktur kognitif siswa, (2) Akomodasi, adalah proses penyesuaian struktur kognitif siswa dengan pengetahuan baru, (3) Equilibrasi, adalah proses penyeimbangan mental setelah terjadi proses asimilasi atau akomodasi.
c. Selama proses asimilasi dan akomodasi terjadi, diyakini adanya perubahan struktur kognitif dalam benak siswa. Proses perubahan ini suatu saat harus berhenti. Untuk mencapai saat berhenti inilah dibutuhkan proses equilibrasi atau penyeimbang. Jika proses equilibrasi ini berhasil dengan baik, maka terbentuklah suatu struktur kognitif yang baru dalam diri siswa, yaitu penyatuan yang harmonis antara pengetahuan lama dan pengetahuan baru.
2. Teori Kognitif Bruner
Penjelasan Teori Kognitif Bruner sebagai berikut :
a. Proses belajar terjadi lebih ditentukan oleh cara kita mengukur materi pelajaran, dan bukan ditentukan oleh umur siswa.
b. Proses belajar melalui tahap-tahap : (1) Enaktif, adalah aktivitas siswa untuk memahami lingkungan, (2) Ikonik, adalah siswa melihat dunia melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal, (3) Simbolik, adalah siswa memahami gagasan-gagasan abstrak.
c. Pada tahap enaktif, seorang siswa melakukan observasi dengan cara mengalami secara langsung suatu realitas. Pada tahap ikonik, siswa melakukan observasi terhadap suatu realitas, tetapi tidak secara langsung mengalami, ia cukup melakukannya melalui sumber-sumber sekunder seperti tulisan atau gambar-gambar. Pada tahap simbolik, siswa membuat abstraksi berupa teori-teori, penafsiran, analisis, dan sebagainya terhadap realitas yang telah dia amati dan alami.
3. Teori Bermakna Ausubel
Penjelasan Teori Bermakna Asubel sebagai berikut :
a. Proses belajar terjadi bila siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dia miliki dengan pengetahuan yang baru.
b. Proses belajar melalui tahap-tahap : (1) Memperhatikan stimulus yang diberikan, (2) Memahami makna stimulus, (3) Menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami.
Kritik terhadap Teori Belajar Kognitivisme
1. Teori ini sering dikritik sebagai lebih dekat kepada psikologi daripada kepada teori belajar, sehingga aplikasinya dalam proses pembelajaran tidaklah mudah.
2. Teori ini juga dianggap sukar dipraktekkan secara murni sebab seringkali kita tidak mungkin memahami struktur kognitif yang ada dalam benak setiap siswa, apalagi memilah-milah struktur kognitif tersebut menjadi bagian-bagian yang diskrit atau jelas batas-batasnya.
3. Pada tahap lanjut (advanced), seringkali tidak mudah memahami dan mengidentifikasi pengetahuan yang sudah ada dalam benak siswa. Seringkali pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki siswa itu sudah terlalu kompleks untuk di identifikasi secara tuntas, apalagi hanya dengan menggunakan sat atau dua pre test.
Sumber Tulisan :
Suciati, 2006, Teori Belajar Kognitivisme, Buku Acuan, Program Pekerti, P2P Universitas Negeri Jakarta.