Teori Belajar Sibernetik

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Teori Belajar Sibernetik adalah teori yang relatif baru dibandingkan dengan ketiga teori belajar sebelum ini yaitu Teori Belajar Behaviorisme, Teori Belajar Kognitivisme dan Teori Belajar Humanistik, menurut teori ini belajar adalah pengolahan informasi.
Menurut teori ini, yang terpenting adalah "sitem informasi" dari apa yang akan dipelajari siswa. Sedangkan bagaimana proses belajar akan berlangsung, akan sangat ditentukan oleh sistem informasi ini. Karena itu, teori ini berasumsi, bahwa tidak ada satupun jenis cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.
Dalam bentuknya yang lebih praktis, teori ini dikembangkan antara lain oleh Landa dengan pendekatan algoritmik dan heuristik, serta Pask Scoot dengan pembagian tipe siswa dan tipe serialist.
Pendekatan belajar algoritmik adalah menuntut siswa untuk berpikir secara sistematis, tahap demi tahap, linear, lurus menuju target tertentu.
Pendekatan belajar heuristik adalah menuntut siswa berpikir secara divergen, menyebar ke beberapa target sekaligus. Pendekatan belajar ini biasanya dipergunakan untuk memahami suatu konsep yang penuh arti ganda dan penafsiran.
Siswa tipe wholist atau menyeluruh biasanya cenderung mempelajari sesuatu dar tahap yang paling umum, kemudian bergerak ke yang lebih khusus (rind). Sedangkan siswa tipe serealist cenderung berpikir secara algoritmik.
Kritik terhadap Teori Belajar Sibernetik :
Teori sibernetik ini dikritik karena lebih menekankan pada sistem informasi yang akan dipelajari, tetapi kurang memperhatikan bagaimana proses belajar berlangsung, alhasil teori ini dianggap sulit dipraktekkan.
Sumber Tulisan :
Suciati, 2006, Teori Belajar Sibernetik, Buku Acuan, Program Pekerti, P2P Universitas Negeri Jakarta.

Artikel Lainnya:

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :