Teori Belajar Humanistik yang akan saya tuliskan kali ini melanjutkan Teori Belajar sebelumnya yaitu Teori Belajar Behaviorisme (Tingkah Laku) dan Teori Kognitivisme. Menurut Teori Humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain, siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.
Secara umum, teori ini cenderung bersifat Ekiektik, dalam arti memanfaatkan teknik belajar apapun asal tujuan belajar siswa dapat tercapai. Sebagai contoh, teori ini terwujud dalam karya Ausubel dengan Meaningful Learning-nya, David Krathwohl dan Benjamin Bloom (dengan Taksonomi Bloom-nya yang terkenal), Koib dengan "Belajar Empat Tahapnya", Honey dan Mumford dengan pembagian tentang macam siswa, dan Habermas dengan "Tiga Macam atau Tipe Belajar-nya".
Menurut Krathwohl dan Bloom, ada tiga kawasan tujuan belajar yang dapat dicapai siswa yaitu Kognitif (pengetahuan), Psikomotor (gerak), Afektif (sikap).
Menurut Kolb, ada empat tahap dalam proses belajar yaitu :
1. Pengalaman Konkrit, adalah siswa mengalami suatu pengalaman tetapi belum mampu memahami makna pengalaman itu.
2. Pengalaman Aktif dan Reflektif, adalah siswa mulai mengamati secara aktif pengalamannya, dan secara reflektif mulai berusaha memahami makna pengalaman itu.
3. Konseptualisasi, adalah siswa berusaha membuat abstraksi atau berteori tentang pengalaman-pengalamannya.
4. Eksperimentasi Aktif, adalah siswa mencoba mengaplikasikan suatu aturan umum ke situasi yang baru.
Honey dan Mumford mendasarkan teorinya pada teori Kolb diatas. Honey dan Mumford membagi siswa menjadi 4 macam, yaitu :
1. Aktifis, adalah mereka yang suka melibatkan diri pada pengalaman baru.
2. Reflektor, adalah mereka banyak membuat pertimbangan hati-hati sebelum bertindak.
3. Teoris, adalah mereka yang suka menganalisis, berteori, dan cenderung selalu berpikir rasional.
4. Pragmatis, adalah mereka yang menaruh perhatian besar pada aspek praktis dari segala sesuatu.
Menurut Habermas, ada tiga tipe belajar, yaitu :
1. Belajar Teknis, adalah menekankan interaksi manusia dengan lingkungannya.
2. Belajar Praktis, adalah menekankan tidak hanya interaksi manusia dengan lingkungannya, tetapi juga antara manusia dengan manusia yang lain.
3. Belajar Emansipatoris, adalah menekankan pada pemahaman siswa terhadap transformasi atau perubahan kultural dalam suatu lingkungan.
Kritik terhadap Teori Belajar Humanistik :
Teori Humanistik dikritik karena sukar digunakan dalam konteks yang lebih praktis, teori ini dianggap lebih dekat dengan dunia filsafat dari pada dunia pendidikan.
Sumber Tulisan :
Suciati, 2006, Teori Belajar Humanistik, Buku Acuan, Program Pekerti, P2P Universitas Negeri Jakarta.