Teori Belajar Behaviorisme atau Tingkah Laku

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Penjelasan Teori Behaviorisme atau Tingkah Laku adalah sebagai berikut :
1. Menurut teori ini, belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu bila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku.
Contohnya : Seorang siswa belum bisa membaca. Maka, betapapun ia keras belajar, betapapun gurunya berusaha sebaik mungkin mengajar, atau bahkan ia sudah hafal huruf A sampai Z diluar kepala, namun bila siswa itu gagal mendemonstrasikan kemampuannya dalam membaca, maka siswa itu belum bisa dianggap telah belajar. Ia dianggap telah belajar bila ia telah menunjukkan suatu perubahan dalam tingkah laku yaitu dari tidak dapat membaca menjadi bisa membaca.
2. Menurut teori ini, yang terpenting adalah masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons. Sedangkan apa yang terjadi diantara stimulus dan respons dianggap tidak penting diperhatikan sebab tidak bisa diamati. Yang bisa diamati hanyalah stimulus dan respons.
Contohnya : Dari contoh diatas, stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa tersebut dalam rangka membantu siswa itu untuk belajar. Dalam hal ini, stimulus mungkin berupa rangkaian alfabet, beberapa kalimat, atau sebuah bacaan. Sedangkan respons adalah reaksi siswa terhadap stimulus yang diberikan gurunya. Menurut teori behaviorisme, apa saja yang diberikan guru (stimulus) dan apa saja yang dihasilkan siswa (respons), semuanya harus dapat diamati, diukur, dan tidak boleh hanya tersirat.
3. Faktor lain yang juga penting adalah faktor penguatan (reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respons. Bila penguatan ditambahkan (disebut positive reinforcement) maka respons akan semakin kuat. Begitu pula bila penguatan dikurangi (negative reinforcement), respons pun akan tetap dikuatkan.
Contohnya : Bila seorang anak bertambah giat belajar dan ditambah uang sakunya, maka penambahan uang saku ini disebut positive reinforcement. Sebaliknya, bila uang saku anak dikurangi, dan pengurangan ini malahan membuat ia makin giat belajar, maka pengurangan uang saku disebut negative reinforcement.
Penganut Teori Belajar Behaviorisme atau Tingkah Laku antara lain adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie dan Skinner.
Teori Belajar Behaviorisme atau Tingkah Laku ini sering dikritik sebab tidak mampu menjelaskan proses belajar mengajar yang kompleks.
Sumber Tulisan :
Suciati, 2006, Teori Behaviorisme (Tingkah Laku), Buku Acuan, Program Pekerti, P2P Universitas Negeri Jakarta.

Artikel Lainnya:

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :