Meskipun perawatan karies gigi merupakan pekerjaan dari profesi dokter gigi atau dentist sehari-hari yang mudah sekali untuk melakukannya, namun untuk mencapai hasil yang memuaskan, perlu diperhatikan beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain diagnosis karies dan perkembangannya, cara preparasi kavitas, pemilihan warna bahan tumpat. Terutama untuk gigi-gigi anterior yang memerlukan pertimbangan estetik.
Dengan berkembangnya pengetahuan tentang kariologi, falsafah tentang penumpatan sekarang telah berubah. Perawatan dengan memperhatikan aspek preventif juga lebih diutamakan. Dengan mempertimbangkan kedua hal tersebut batasan ketentuan mengenai keputusan kapan menumpat kavitas dan kapan melakukan tindakan preventif telah dilakukan. Tetapi dalam hal ini pertimbangan estetik tetap diperhatikan. Sebagai contoh, meskipun menurut diagnosis klinik karies masih dapat dihentikan, penumpatan dapat dilakukan jika lesi mengganggu estetika pasien.
Perhatian terhadap aspek preventif juga menganjurkan dilakukannya preparasi minimal. Dengan preperasi minimal, sisa jaringan gigi akan lebih kuat, pengembalian bentuk anatomis gigi semula akan lebih mudah, dan cedera terhadap jaringan pulpa minimal. Namun untuk gigi-gigi anterior kadang-kadang penyesuaian prinsip ini dapat terjadi karena pertimbangan estetik, yaitu pada penumpatan karies kronik. Jika zona transparan atau zona hipermineralisasi yang umumnya berwarna lebih gelap pada gigi posterior bisa ditinggalkan, pada gigi-gigi anterior perlu diangkat karena dapat mengganggu estetika.
Khusus mengenai karies kelas V dan karies akar gigi, karena rekurensinya cukup tinggi, perhatian mengenai preparasi minimal ini sangat penting. Bindslev dan Asmussen menganjurkan ekskavasi jaringan karies dan perapian tepi-tepi kavitas, dengan demikian jaringan sehat yang terbuang sedikit. Sedang Phankosol menganjurkan penanganan karies akar gigi yang disesuaikan dengan kedalamannya dengan disertai pengolesan fluor sebagai tindakan preventif sesudahnya. Pada karies jenis ini, karena tidak adanya sisa email, sering diperlukan bahan bonding dentin, atau dipilih tumpatan adhesif glass ionomer.
Mengenai pemilihan warna, dewasa ini sudah tidak merupakan masalah lagi. Beberapa produk bahan tumpat sewarna gigi telah menyediakan lebih banyak pilihan warna. Namun perlu diperhatikan bahwa bagaimanapun juga warna email asli masih belum dapat sama sekali disamai. Kerena itu preparasi minimal untuk mempertahankan jaringan sehat sebanyak mungkin perlu dilakukan, sehingga warna email asli juga dapat lebih dipertahankan.
Pendapat pasien sebaiknya juga perlu diperhatikan supaya tidak menjadi masalah di kemudian hari. Disamping itu penerangan kepada pasien bahwa bahan tumpat sewarna gigi dapat berubah warna karena pengaruh lingkungan, yaitu makanan, minuman, sebaiknya dijelaskan kepada pasien. Untungnya bahan-bahan tumpat yang baru makin baik saja kualitasnya, sehingga dapat dipoles halus dan perubahan warna karena lingkungan dapat berkurang karenanya.
Kelainan jaringan pulpa karena karies pada gigi anterior sehingga memerlukan perawatan endodontik juga memerlukan perhatian untuk bidang Kedokteran Gigi Estetik. Dari mulai pengambilan jaringan karies dan jaringan pulpa nekrotik yang kurang sempurna sangat mempengaruhi keberhasilan perawatannya. Kecuali reinfeksi, perubahan warna juga dapat terjadi karenanya. Selanjutnya sisa jaringan gigi serta relasi dengan gigi antagonis perlu dipertimbangkan dalam menentukan restorasinya. Apakah hanya dengan dowel profilaktik, ataukah dengan mahkota pasak inti dapat direncanakan sesuai analisis pertimbangan-pertimbangan diatas. Akhirnya pemilihan warna yang sesuai harus dilakukan dengan menyertakan pasien dalam pengambilan keputusan.
Sumber Tulisan :
E.H. Sundoro, Lingkup Perawatan Konservasi Gigi dalam Bidang Kedokteran Gigi Estetik, Jurnal PDGI, Journal of The Indonesian Dental Association, Tahun 46 Nomor 2, Agustus 1997.