Penyakit Skabies atau Kudis

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Kita mungkin tidak tahu atau asing dengan kata Skabies atau Scabies, tapi jika kata Kudis atau Gudiken mungkin kita semua sudah tahu, nah skabies ini adalah penyakit yang kita kenal dengan kudis.
Pada jaman dulu penyakit skabies atau kudis atau gudiken ini sangat populer sekali, karena jaman dulu hampir setiap orang mengalaminya.
Meskipun penyakit ini untuk jaman modern seperti sekarang ini susah kita temukan, namun tetap saja penyakit ada yang menderitanya. Dari Majalah Dokter Kita dinyatakan bahwa disalah satu pesantren di Jakarta Timur, dari 157 santri 60% terserang skabies.
Hal ini benar adanya, karena saya sendiri pernah melihat disebuah pesantren diwilayah Semarang Selatan, yang kebetulan saya pernah mendatanginya untuk keperluan mencari pasien, melihat bahwa banyak anak-anak santri yang menderita skabies atau kudis.
Skabies atau kudis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Tungau atau kutu kecil yang bernama Sarcoptes scabiei. Penyakit ini sering dijumpai dan ditemukan pada masyarakat yang hidup dalam kelompok yang padat dan kebersihan yang kurang terjaga dan kurang baik.
 Misalnya pada panti asuhan, pondok pesantren, barak tentara, di penjara dan lain-lain. Menurut hemat saya, alangkah baiknya untuk mengantisipasi adanya penyakit skabies dan penularannya, pengelola dan penghuni tempat tempat-tempat tersebut memperhatikan betul kebersihan lingkungan, misalnya air yang dipergunakan agar penyakit ini tidak terjadi.
Gejala penyakit skabies atau kudis adalah rasa gatal yang hebat terutama pada malam hari atau pada waktu penderita berkeringat, bintik merah disela-sela jari, pergelangan tangan, kaki, ketiak, perut dan bagian tubuh yang lainnya.
Perlu disadari bahwa penyakit skabies atau kudis ini merupakan jenis penyakit menular dan sulit untuk diberantas. Biasanya penularan terjadi dengan kontak langsung dengan penderita. Pengobatan skabies harus dilakukan secara serempak, karena jika tidak serempak bisa saja penyakit akan menular dan timbul lagi menjangkiti orang lain yang pada akhirnya akan menyebar kembali.

Artikel Lainnya:

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :