Ketika kita pergi berbelanja buah ke mall, pasar tradisional , ke toko buah, ataupun ke lapak-lapak buah pinggir jalan, kemungkinan besar kita akan terkesima dengan penampilan buah impor yang cantik dan menarik dibandingkan buah lokal.
Pasar lokal saat ini memang sedang kebanjiran buah impor sehingga kita semakin akrab dengan buah impor ini yang tidak jarang kita tergoda untuk membelinya akibat tampilan buah impor yang mempesona dan menarik.
Namun kecantikan buah yang bisa menghipnotis para konsumen ini telah mencederai kepercayaannya terhadap masyarakat, bisa-bisa harapan untuk bisa lebih sehat dengan mengonsumsi buah justru malah memasukkan penyakit kedalam diri sendiri.
Hal ini ditengarai adanya bahan-bahan yang tidak layak dalam tubuh manusia yang terdapat dalam buah-buahan impor dari luar negeri. Ternyata penampilan buah yang menarik belum tentu berkualitas baik. Itulah sebabnya mengapa kadang kita menemui apel yang nampak segar dikulitnya namun begitu dibuka dagingnya berwarna cokelat bahkan sudah tak mengandung air lagi.
Menurut Kepala Badan Karantina yang dirilis dalam harian SM 18 Juni 2012, Banun Harpini mengatakan :
"Sebagian besar kandungan penyakit ini ditemukan pada buah jeruk dan buah apel. Bahkan tidak hanya penyakit, pihaknya juga menemukan kandungan residu logam berat dan formalin pada sampel buah impor yang diperiksa selama 2 tahun terakhir. Dan ternyata terbukti mengandung sedikitnya 19 penyakit dan unsur berbahaya".
Sebelum dipajang dirak-rak toko buah atau supermarket, buah impor ini mendapatkan perlakuan panjang dari negeri asalnya. Begitu selesai dipanen, buah akan dimasukkan ke dalam gudang. Agar tidak membusuk, buah-buahan tersebut diawetkan terlebih dahulu dengan menggunakan lapisan sejenis Lilin Parafin.
Lapisan lilin ini selain akan menghambat penguapan saat proses pembusukan bah berlangsung, juga bisa membuat penampilan buah menadi lebih mengkilat sehingga terlihat lebih segar.
Selain penggunaan lilin, Pestisida yang menempel pada buah juga bisa mengancam kesehatan. Biasanya, di perkebunan buah non organik, penyemprotan pestisida lazim dipergunakan beberapa saat sebelum buah dipetik. Tidak heran, ketika dipetik pestisida masih menempel dikulit buah. Perlu diwaspadai buah impor yang rawan kandungan pestisida adalah anggur.
Tahukah anda bahwa buah impor yang berasal dari negara asalnya sana, misalnya buah jeruk, buah apel itu tidaklah memakan waktu yang sedikit, terlebih lagi proses di pelabuhan yang membuat semua itu terkadang membutuhkan waktu hingga sebulan. Dengan kondisi seperti itu secara sederhana kita bisa mencermati atas ketidak mungkinan kebaikan buah yang dikandungnya. Atas hal inilah biasanya buah impor oleh produsennya telah ditengarai menggunakan pengawet dari bahan kimia yaitu Formalin.
Formalin cenderung rentan terkandung pada buah impor seperti apel, jeruk, pear dan anggur. Mengingat proses pengiriman dari negara asal menuju Indonesia membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga begitu buah tiba di tanah air kondisi buah sudah tidak segar lagi. Untuk menjaga kesegaran buah inilah, maka diberikanlah Formalin. (SELARAS).
Benarkah Buah Impor Mengandung Bahan Kimia Berbahaya...? Tampaknya pertanyaan ini sudah terjawab dengan jelas, tinggal kita sebagai konsumen yang menentukan pilihan, pilih buah lokal atau buah impor.