Teori Guthrie - Menurut Edwin Ray Guthrie, stimulus tidak harus bebentuk kebutuhan biologis. Hal penting dalam teori Guthrie adalah, bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung bersifat sementara.
Karena itu, diperlukan pemberian stimulus yang sering agar hubungan itu menjadi lebih langgeng. Selain itu, suatu respon akan lebih kuat (dan bahkan menjadi kebiasaan) bila respon tersebut berhubungan dengan berbagai macam stimulus.
Itulah sebabnya mengapa kebiasaan merokok (hanya contoh), sulit ditinggalkan. Seringkali terjadi, perbuatan merokok tidak hanya berhubungan dengan satu macam stimulus (misalnya kenikmatan merokok), tetapi juga dengan stimulus-stimulus lain seperti minum kopi, berkumpul dengan teman-teman, ingin terlihat gagah, dan lain-lain. Maka, setiap kali salah satu (atau lebih) stimulus itu muncul, maka segera pula keinginan merokok itu timbul.
Guthrie juga percaya bahwa “hukuman” memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Menurut Guthrie, suatu hukuman yang diberikan pada saat yang tepat, akan mampu mengubah kebiasaan seseorang. Kelak, faktor hukuman ini tak lagi dominan dalam teori-teori tingkah laku, terutama setelah Skinner makin mempopulerkan ide tentang “penguat” (reinforcement).
Sumber Tulisan :
Suciati dan Prasetya Irawan, 2006, Teori Belajar dan Pembelajaran, Buku Acuan, Program Pekerti, P2P Universitas Negeri Jakarta.