Macam-Macam Teh, Jenis-Jenis Teh dan Kandungan Teh
1) Teh Putih
Teh putih tidak mengalami proses oksidasi sama sekali. Sewaktu belum dipetik pun diusahakan terlindung dari sinar matahari untuk menghalangi pembentukan klorofil. Bagian teh yang digunakan adalah pucuk teh saja. Untuk itu, jangan heran jika harganya memang sedikit lebih mahal dibanding teh jenis lainnya. Teh putih memang belum begitu terdengar gaungnya dibandingkan jenis teh lainnya. Akan tetapi menurut penelitian, ekstrak teh putih dapat mencegah berkembangnya jaringan lemak sehingga menghambat potensi kegemukan dan membantu membakar lemak.
>2) Teh Hijau
Teh hijau mengalami proses oksidasi dalam jumlah minimal. Proses oksidasi dihentikan dengan pemanasan, baik dengan menggunakan uap atau menggoreng dengan menggongseng di atas wajan panas. Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah dipetik. Teh yang sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk lembaran daun teh atau digulung rapat berbentuk seperti bola-bola kecil (gun powder).
3) Teh Oolong
Disebut sebagai teh semi fermentasi. Nama oolong diambil dari sebuah nama pria Cina yakni Wu Long atau Oolong. Pria ini menemukan teh oolong secara tidak sengaja ketika daun teh yang dipetiknya ditinggalkan demi mengejar seekor kijang. Ketika kembali, teh itu telah terfermentasi. Legenda lain menyebutkan bahwa oolong dalam bahasa Cina berarti naga hitam, karena daunnya mirip naga hitam kecil yang tiba-tiba terbangun ketika diseduh.
Seperti halnya teh yang lain, Teh oolong juga mempunyai khasiat sehat yang dapat membantu kinerja pencernaan, mengobati sakit kepala. Bahkan pada penelitian modern terhadap teh oolong menunjukkan bahwa teh ini efektif mengontrol kadar kolesterol dan membantu menurunkan kadar gula.
4) Teh Hitam atau Teh Merah
Di antara empat jenis teh lainya, teh hitam mengalami oksidasi paling lama. Teh ini dikenal dengan warna merahnya yang bagus dan rasa manis yang ringan. Beberapa orang mungkin bingung, manakah yang benar, teh hitam atau teh merah? Keduanya benar. Orang cina menyebutnya teh merah karena cairan teh tersebut berwarna merah, sementara orang barat menyebutnya teh hitam karena daun yang digunakan untuk membuat teh berwarna hitam. Teh hitam sangat deep dan kaya rasa. Teh hitam mengandung paling banyak kafein, namun kadarnya kira-kira masih kurang dari separuh secangkir kopi. Sekitar 75% dari produksi teh di seluruh dunia dalah teh hitam. Teh hitam dikonsumsi oleh 87% peminum teh Amerika.
Kandungan teh yaitu :
1) Polifenol Teh
Polifenol pada teh yang paling beken adalah katekin dan flavanol. Senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh dan juga ampuh untuk mencegah berkembangnya sel kanker dalam tubuh.
a) Katekin
Katekin adalah senyawa yang paling banyak menjadi perhatian diantara sejumlah polifenol yang tersedia dalam teh.
b) Flavanol
Komposisi kimia flavanol sangat mirip dengan katekin. Flavanol pada teh terdiri dari kaemmferol dan mirisetin. Flavanol merupakan satu di antara sekian banyak antioksidan alami yang terdapat dalam tanaman pangan.
2) Karbohidrat
Karbohidrat yang terdapat pada daun teh mulai dari gula sederhana hingga yang kompleks. Karbohidrat yang penting diantaranya sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Keseluruhan karbohidrat yang dikandung teh adalah 0,75% dari berat kering daun.
3) Substansi Pektin
Substansi pektin yang paling banyak adalah pektin dan asam pektat. Besarnya bervariasi, yaitu antara 4,9-7,6% dari berat kering daun.
4) Alkaloid-Kafein
Alkoloid utama dalam daun teh adalah kafein. Kafein memberi rasa yang menggigit. Terlalu banyak kafein tidak baik untuk tubuh. Akan tetapi, kafein tidak seluruhnya buruk. Kafein adalah zat penyegar yang mampu merangsang kerja sistem saraf pusat. Kafein akan bereaksi dengan katekin atau hasil oksidasinya sehingga membentuk senyawa yang menentukan kesegaran (briskness) dari seduhan teh.
5) Klorofil dan Zat Warna lainnya
Salah satu unsur penentu kualitas teh hijau adalah warnanya. Zat hijau daun atau lebih beken dengan nama klorofil adalah penentu warna hijau pada daun teh. Zat warna dalam daun teh mendukung 0,019% dari berat kering daun.
6) Protein dan Asam-asam Amino (Theanin)
Daun teh mengandung protein yang dirasakan sangat besar peranannya dalam pembentukan aroma pada teh. Diketahui bahwa perubahan utama selama proses pelayuan teh hitam adalah pembongkaran protein menjadi asam-asam amino. Asam amino bersama karbohidrat dan katekin akan membentuk senyawa aromatis. Asam amino yang banyak berpengaruh dalam hal ini adalah theanin, alanin, fenil alanin, valin, leusin, dan isoleusin. Sekitar 50% dari total asam amino bebas dalam teh adalah theanin.
7) Asam Organik
Peranan asam organik selama pengolahan teh tidak terlalu nyata. Kemungkinan yang tampak adalah reaksinya dengan metil alkohol (akibat terbongkarnya pektin) membentuk ester yang memberi aroma sedap pada teh.
8) Substansi Resin
Aroma teh juga tergantung pada minyak esensial dan resin. Sebagai bahan kimia, resin sukar dibedakan dengan minyak esensial dan terpene.kandungan resin besarnya 3% dari berat kering daun. Peranan resin yang lain adalah menaikkan daya tahan tanaman teh terhadap kondisi beku.
9) Vitamin
Daun teh ternyata mengandung vitamin C, K, A, B1, B2, dan E. Sayangnya, kandungan vitamin E banyak yang hilang selama proses pengolahan dan penyimpanan.
10) Substansi Mineral
Mineral berfungsi dalam pembentukann enzim di dalam tubuh, termasuk antioksidan. Teh ternyata menyimpan potensi sebagai sumber mineral tubuh yang penting dalam berbagai proses metabolisme. Kandungan mineral tersebut berupa makro dan trace mineral. Keduanya sangat diperlukan sebagai nutrisi tubuh.
11) Enzim-Enzim
Beberapa enzim terdapat dalam daun teh. Peranan penting dari enzim-enzim ini adalah sebagai biokatalisator pada setiap kali reaksi kimia di dalam tanaman. Enzim yang dikandung dalam daun teh di antaranya invertase, amilase, a-glukosidase, oximetilase, protease, dan peroksidase.
Sumber :
Rossi, A,. 2010, 1001 Teh-Dari Asal Usul, Tradisi, Khasiat Hingga Racikan Teh, C.V ANDI OFFSET, Yogyakarta