Perbedaan Kandungan Gizi Susu Sapi Segar dan Susu Kental Manis

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Perbedaan Kandungan Gizi Susu Sapi Segar dan Susu Kental Manis
Susu segar ialah air susu hasil pemerahan yang tidak dikurangi atau ditambah apapun, yang diperoleh dari pemerahan sapi yang sehat secara kontinu sampai ampuh.
Air susu yang sudah dicampur gula, dicampur dengan hasil pemerahan sebelumnya adalah bukan susu segar lagi. Demikian pula kalau air susu tersebut berasal dari sapi yang tidak sehat, kambing kena mastitis misalnya maka produk air susu tersebut tidak bisa dimasukkan kepada golongan susu sapi segar. Air susu sisa pemerahan beberapa jam sebelumnya pun bukan susu segar lagi. Pemerahan yang tidak berlangsung secara terus-menerus (kontinu) sampai ampuh, saluran air susu pada puting tetap terbuka, sehingga mudah kemasukan kotoran atau terkontaminasi bakteri (AAK, 2007)
Susu segar yang akan diminum sebaiknya diproses dahulu dengan cara memanaskannya hingga mencapai suhu 70-80˚ C selama 5-10 menit, jadi jangan sampai mendidih agar emulsi susu tidak pecah. Susu sapi segar setelah selesai diproses harus segera diminum dan habis saat itu juga karena apabila disimpan dalam suhu ruangan dikhawatirkan dapat terkontaminasi oleh mikroba-mikroba yang ada di udara bebas sehingga dapat merusak susu tersebut, penyimpanan dalam suhu ruangan diharapkan tidak lebih dari 2 jam dan apabila disimpan dalam lemari pendingin dapat bertahan selama 12 jam dalam wadah yang sudah disterilkan lebih dahulu (Nuri, 2008).
Susu segar mempunyai derajat keasaman (pH) antara 6,6 dan 6,7. Nilai pH ini dapat berubah, baik menurun ataupun meningkat (Tawaf, 2010)
Nilai kandungan gizi dari komposisi susu sapi per 100 ml terdapat : Kalori 61 kkal; Protein 3,2 gram; Lemak 3,5 gram; Karbohidrat 4,3 gram; Kalium 1200 mg; Kalsium 143 mg; Fosfor 649 mg; Besi 1,7 mg; Vitamin B1 0,03mg; Vitamin C 1mg (Untoro ,2008).
Susu kental manis adalah susu yang diperoleh dari peternakan, distandarisasi pada suatu perbandingan tetap dari lemak : benda padat bukan lemak yaitu 9 :22 baik dengan ditambah krim maupun susu skim. Susu itu kemudian dihangatkan dahulu dengan suhu pemanasan 65° sampai 95°C selama 10-15 menit. Sesudah pemanasan pendahuluan, ditambahkan gula tebu sehingga diperoleh konsentrasi gula 62,5% sebagai sukrosa dalam produk akhir.. Fungsi gula terutama adalah sebagai pengawet, karena sebagian besar mikroorganisme kecuali ragi-ragi osmofilik tak dapat hidup pada konsentrasi gula 62,5%. Proses selanjutnya meliputi penguapan susu dengan menggunakan penguap hampa pada suhu sampai 77°C. Pada suhu 49°C, fase cair dari produk yang dikentalkan menjadi jenuh dengan laktosa, dan pada waktu susu kental itu didinginkan terjadi larutan jenuh dan kristalisasi. Kristalisasi akan selesai dalam waktu 3 jam. Bila proses kristalisasi telah selesai, susu kental didinginkan, dimasukkan dalam drum-drum penyimpanan dalam jumlah besar untuk diisikan ke dalam kaleng. (Purnomo dan Adiono, 1987).
Kemasan yang belum dibuka mampu bertahan sampai 2 tahun. Sedangkan kemasan yang sudah dibuka hanya mampu bertahan kurang lebih 2 bulan, itu pun bila disimpan dalam lemari pendingin. Susu kental manis mempunyai derajat keasaman (pH) 6,15 (Misnani,2010).
Kandungan gizinya berbeda dari susu sapi segar. Bahkan kandungan vitaminnya lebih rendah bila dibandingkan dengan susu sapi segar. Kandungan gula dan lemaknya sangat tinggi, sehingga tidak cocok diberikan kepada bayi (Nuri, 2008)
Jika dibandingkan dengan susu sapi segar per 100ml terdapat beberapa perbedaan nilai kandungan gizi sebagai berikut :
Perbedaan Kandungan Gizi Antara Susu Sapi Segar dan Susu Kental Manis
NO
Kandungan Gizi
Susu Sapi Segar
Susu Kental Manis
1
Air (%)
87,2
27,1
2
Fat (%)
3,7
8,7
3
Protein (%)
3,5
8,1
4
Karbohidrat (%)
4,9
54,3
5
Mineral (%)
0,7
1,8

Sumber :
AAK, 2007, Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah, Kanisius, Yogyakarta.
AAK, 2008, Sapi Perah, Kanisius, Yogyakarta
Nuri, A., 2008, Susu Segar dan Susu Cair, Apa Bedanya?, www.tabloid.nakita.com
Untoro, R, 2008, Susu Salah Satu Sumber Gizi Terlengkap, www.beritasore.com
Purnomo, H., Adiono, 1987, Ilmu Pangan, Universitas Indonesia, Jakarta.
Hadi, M.D., 2010, Praktikum Pengetahuan Bahan Susu, www.misnanidulhadi.blogspot.com

Artikel Lainnya:

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :