Sepintas lalu kupandangi mata kecilmu, bening, indah dan mempesona. Jika kau percaya cinta, itulah benih cinta yang mulai tumbuh.
Tapi sayang cinta itu tumbuh dihatimu yang hanya lelaki setengah tua.
Apakah salah ku mencintainya....?
Tidak salah memang, meskipun yang kau cinta seorang gadis hijau yang sedang bagus-bagusnya...!
Jangan salahkan diriku..., jika kau belum melihat begitu rupawannya dia.
Oh yaaaa...., lebih cantik mana dengan bidadari impianmu...?
Eeeemmm....andai saja dia berselimut hijab mungkin aku lebih memilih dia daripada bidadari...!
Gilaa lu yaa...! Coba katakan lagi...!
Terserahlah apa katamu, dasar sudah buta...!
Taukah kau kawan...Ku melihat ditaman surga dia berbalut sutera indah, jemari tangannya menunjuk buah anggur disampingku, segera kupetikkan untuknya dan dia tersenyum manis semanis anggur yang kupetik.
Bangun...Bangun...!
Kawaaan...aku sudah bangun, dari tadi kan kita sedang bicara...!
Iya tapi kamu mimpi, nglantuuuur....!
Kawan...taukah kamu ketika ku bersamanya, aku lupa dengan semua bidadari-bidadariku. Betul-betul lupa karena dia lebih segalanya.
Terseraaah...Aku pergiii...!
Maaf kawan, karena aku lebih memilih dia daripada bidadari.
Gubraaak....!