Mungkin kita tidak bisa membayangkan bagaimana jika sinar X tidak pernah ditemukan...? Dunia kedokteran tak akan mampu berbuat banyak untuk mendeteksi secara pasti berbagai macam jenis penyakit, gangguan serta keluhan lainnya dalam tubuh manusia.
Karena sebelum itu para ahli kedokteran hanya berasumsi pada ciri-ciri dan kebiasaan dari berbagai tanda yang dikeluhkan penderita dalam menentukan jenis penyakit dari seorang pasien. Secara otomatis ketepatan dalam mendiagnosis suatu penyakit belum sepenuhnya akurat. Namun setelah akhir abad 18, dunia kedokteran mulai tertolong dengan ditemukannya sinar X atau biasa disebut Rontgent.
Penemu Sinar X atau Rontgent ini adalah Wilhelm Conrad Rontgen. Dia melakukan risetnya pada tanggal 8 Nopember 1895. Ilmuwan asal lennep Jerman ini berhasil membuat percobaan spektakuler. Awalnya ia membuat percobaan dengan "Sinar Cathode". Yaitu pancaran arus yang diprodusir dengan menggunakan voltase tinggi antara elektrode yang ditempatkan pada masing-masing ujung tabung gelas hampa udara.
Melalui proses fisika sinar tersebut tidak bisa menembus gelas lantaran terhalang udara yang tebalnya hanya beberapa sentimeter saja. Selanjutnya Rontgen menutup tabung sinar cathode dengan kertas hitam tebal.
Bermula dari sinilah kemudian ditemukan suatu proses fisika, yaitu menyalakan listrik dengan sinar yang tak tampak di dalam tabung, tapi memijar pada layar yang terbungkus barium platino cyanide. Ia kemudian menanamkan cahaya ini dengan sinar X, karena abjad tersebut merupakan lambang matematik biasa untuk sesuatu yang tidak diketahui.
Puas dengan penelitiannya, ia meneruskan penyelidikannya hingga berhasil menemukan yang lebih spektakuler, yaitu sinar yang mampu menembus benda-benda yang tidak bisa ditembus cahaya biasa. Sinar X ini kemudian diuji ketubuh manusia untuk melihat organ-organ tubuh yang paling dalam sekalipun, dan akhirnya berhasil.
Hanya saja tulang-tulang yang tidak bisa ditembus sinar X. namun, meskipun demikian jika ada tulang-tulang yang patah atau retak tetap mudah terdeteksi dengan sinar X. Caranya Rontgen meletakkan tangan seseorang antara tabung sinar cathode dan layar yang bersinar. Disitu akan nampak bayangan tulang tangan di layar berikut anatomi tulang belulangnya.
Hanya dalam tempo beberapa bulan, hasil karya Rontgen menggemparkan dunia kedokteran. Setahun kemudian seorang ilmuwan bernama Antonie Henri Becquerel mengembangkan penemuan Rontgen. Pada awalnya hanya menyelidiki proses kerja sinar X namun justru malah menemukan fenomena penting tentang radioaktivitas.
Dengan inovasi inilah kemudian menggunakan sinar X makin berkembang. Di duni kedokteran tidak hanya untuk melihat organ tubuh saja, tapi mampu mendeteksi, mendiagnosa serta untuk pengobatan. Misalnya untuk menghancurkan batu ginjal, mendiagnosa gigi maupun radioterapi yaitu untuk menghancurkan tumor ganas berikut mencegah pertumbuhannya.
Selanjutnya kemampuan sinar yang mengambil nama dari penemunya (sinar Rontgen) ini juga merambah ke dunia teknologi, industri hingga ilmiah (mulai dari biologi hingga astronomi). Dengan Sinar X sangat membantu dan berperan sekali untuk berbagai macam penyelidikan. Karena jasanya, Rontgen menerima Hadiah Nobel pertama kali untuk bidang fisika. (SELARAS).