Bosan rasanya saya melihat berita televisi tentang kriminal, hampir tiap hari ada saja kasus kejahatan yang terjadi dan hampir tak terhitung banyaknya.
 |
| Image : banneradscreator.com |
Beberapa waktu yang lalu saya mendengar kabar dari teman terjadi perampokan dan pembunuhan siswi SMU di Blora daerah asal saya, kemarin juga dapat kabar tetangga rumahnya kemalingan.
Miris saya mendengar kasus-kasus kejahatan yang terjadi disekitar kita dan di seantero negeri ini. Kejahatan yang terjadi semakin brutal karena berakibat pembunuhan dan lain-lain.
Saat ini ibarat nyawa tak berarti, merampok dengan membunuh, merampok dengan memperkosa, merampok dengan melukai seakan tidak pernah berhenti.
Apakah polisi tidak bisa lagi mengatasi kejahatan-kejahatan yang terjadi, mengapa seakan para pembuat kejahatan tidak pernah jera dengan keberadaan polisi.
Mengapa banyak kejahatan terjadi di negeri ini ?
Pertanyaan ini akan saya jawab dengan jawaban klasik, penyebab ini semua adalah tuntutan ekonomi. Benar sekali jika kemiskinan akan membutakan hati dan pikiran sehingga jalan pintaslah yang digunakan memenuhi tuntutan ekonomi tanpa memperdulikan orang lain.
Tapi sebenarnya sumber masalah yang mengakitbatkan seseorang berbuat kriminal yang paling mendasar adalah mental dan pendidikan.
Mental dan pendidikan yang baik adalah satu kesatuan yang mutlak ada pada diri seseorang jika ingin menjadi seseorang yang manusiawi. Beratnya tuntutan ekonomi jika mental dan pendidikan baik, pastinya akan mencegah seseorang untuk melakukan tindakan yang tidak halal.
Pendidikan dan mental yang baik dapat terbentuk melalui keluarga yang baik, anak yang baik berasal dari bapak dan ibu yang baik, tanpa keluarga yang baik maka tidaklah mungkin tercipta pribadi yang baik.
Jika peran keluarga tidak mampu, maka seyogyanya pemerintahlah yang berkewajiban membina mental dan pendidikan bagi warga negaranya, tapi apa daya pengurus negeri ini terlalu sibuk mengurus diri dan partainya karena memang dinegeri ini banyak dikuasai politisi mentah yang tidak peduli rakyat, dan mereka sedang buta hati karena memang diri dan keluarga mereka belum pernah tertimpa kejahatan yang menyakitkan.
