Menurut aliran tingkah laku, belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Atau lebih tepat : Perubahan yang dialami peserta didik dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimus dan respon.
Meskipun semua penganut aliran tingkah laku ini setuju dengan premis dasar ini, namun mereka berbeda pendapat dalam beberapa hal penting.
Berikut ini hasil karya dari penganut aliran tingkah laku yang penting yaitu Edward L. Thorndike.
Teori Thorndike
Menurut Thorndike (Salah satu pendiri aliran tingkah laku), belajar adalah proses interaksi antara stimulus yang mungkin berupa pikiran, perasaan atau gerakan dan respon (yang juga bisa berbentuk pikiran, perasaan, atau gerakan). Jelasnya, menurut Thorndike, perubahan tingkah laku itu boleh berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati), atau yang non konkret (tidak dapat diamati).
Meskipun Thorndike tidak menjelaskan bagaimana caranya mengukur berbagai tingkah laku yang non konkret itu (pengukuran adalah satu hal yang menjadi obsesi semua penganut aliran tingkah laku), tetapi teori Thorndike ini juga disebut sebagai aliran “Koneksionis” (Connection ism).
Sumber Tulisan :
Suciati dan Prasetya Irawan, 2006, Teori Belajar dan Pembelajaran, Buku Acuan, Program Pekerti, P2P Universitas Negeri Jakarta.