Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar orang dewasa yaitu faktor kebebasan, faktor tanggung jawab, faktor pengambilan keputusan, faktor pengarahan diri sendiri, faktor psikologis, faktor fisik, faktor daya ingat, dan faktor motivasi.
1. Faktor Kebebasan
Ciri kedewasaan adalah kebebasan atau keterikatan dengan orang lain. Dalam proses belajar, seorang dewasa cenderung berkeinginan untuk menentukan apa yang ingin dipelajarinya serta membandingkan dan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman-pengalaman belajar yang telah dimiliki sebelumnya. Selain itu orang dewasa juga dapat menilai kebenaran informasi yang mereka terima. Dengan demikian pendekatan mereka terhadap apa yang dipelajarinya adalah praktis dan mengarah pada pemecahan masalah. Yang penting bagi mereka adalah bagaimana mengaplikasikan sesuatu dan bagaimana memecahkan masalah, bukan sekedar pengetahuan dan teori-teori. Dengan demikian mereka memerlukan contoh dan noncontoh aplikasi pengetahuan dan teori dalam kehidupan sehari-hari. Proses belajar orang dewasa perlu disesuaikan dengan faktor kebebasan yang dimiliki orang dewasa, misalnya membebaskan untuk memilih tugas yang ingin dikerjakan, atau penugasan dengan menulis opinion paper sebagai pemecahan masalah atau suatu kasus.
2. Faktor Tanggung Jawab
Faktor tanggung jawab membedakan sifat anak-anak dan sifat dewasa. Orang dewasa bertanggung jawab terhadap tindakannya dan dapat berdiri sendiri. Dalam hal kedewasaan, peserta didik dan pengajarnya sebenarnya sama sejajar, perbedaannya bahwa pengajar memiliki pengetahuan atau keterampilan tertentu yang belum dimiliki peserta didik.
Karena sejajar tersebut maka orang dewasa cenderung ingin diperlakukan sebagai seseorang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Mereka senang dianggap sebagai sahabat yang mengerti apa yang mereka lakukan. Dengan demikian, belajar bagi orang dewasa adalah proses saling bertukar pendapat, bukan menunggu perintah atau petunjuk. Kegiatan diskusi, tanya jawab, tugas mandiri dengan ketentuan waktu yang jelas (deadlines) merupakan cara yang dapat membantu membina rasa tanggung jawab dalam proses belajar mengajar orang dewasa.
3. Faktor Pengambilan Keputusan
Orang dewasa mampu mengambil keputusan sendiri berdasarkan sistem nilai dan pengetahuan yang dimiliki, tanpa ditentukan atau dipengaruhi oleh orang lain. Mereka dapat menentukan mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk diri mereka.
Dikaitkan dengan proses belajar orang dewasa, maka mereka tidak dapat dipaksakan untuk menerima kebenaran-kebenaran dari luar. Maka dalam penyajian bahan pelajaran kepada orang dewasa hendaklah informasi yang disampaikan merupakan informasi yang relevan dan netral. Peran pengajar dalam hal ini adalah sebagai fasilitator yang mampu membantu dalam mengambil keputusan dan meyeleksi informasi yang diterima, terutama dalam hal-hal baru dari peserta didik.
4. Faktor Psikologis
Dalam proses belajar orang dewasa, faktor psikologis hendaknya diperhatikan. Perlu adanya kesan bahwa siswa diterima sebagai orang dewasa yang mempunyai kebebasan berekspresi dan berkreasi dan dihargai sebagai sahabat. Yang penting adalah pengajar dan yang diajar dapat menumbuhkan rasa saling membutuhkan, bukan saling menggurui.
5. Faktor Fisik
Belajar orang dewasa membutuhkan situasi yang lebih bebas. Secara fisik ia membutuhkan tempat latihan yang tidak mengikat. Untuk itu tempat dan semua perlengkapan perlu diatur agar memberikan kenyamanan, menyenangkan, bersifat santai dan tidak formal, penempatan perlengkapan dan media pembelajaran yang tepat, dan kondisi ruangan. Misalnya dalam suatu ruangan jangan terlalu banyak siswa, idelanya adalah 15-20 orang dalam satu ruangan, karena dengan jumlah tersebut dimungkinkan untuk dialog, diskusi dan praktek lebih intensif.
6. Faktor Daya Ingat
Daya ingat orang dewasa juga mempengaruhi proses belajar, terutama dalam hal menangkap atau menerima pelajaran baru, mengingat pengalaman dan pengetahuan yang sudah pernah didapat, menghadirkan kembali yang lama dan menghubungkan dengan yang baru. Daya ingat seseorang menurun jika usianya semakin lanjut, oleh sebab itu pengajar tidak seharusnya menginstruksikan unruk menghafal bahan pembelajaran yang diberikannya. Yang diperlukan adalah pengertian dan pemahaman terhadap materi, bukan cuma sekedar menghafal saja.
7. Faktor Motivasi
Motivasi perlu diperhatikan, bahwa motivasi orang dewasa untuk mengikuti pendidikan berbeda-beda. Menurut Houle (1961), motivasi peserta pelatihan orang dewasa dapat menjadi tiga kelompok yaitu :
a. Orientasi Pada Tujuan (Goal Oriented), yaitu mereka yang mementingkan penerapan dan pemanfaatan pelajaran sebagai sarana untuk tujuan tertentu, misalnya untuk promosi dan naik pangkat.
b. Orientasi Pada Kegiatan (Social Oriented), yaitu mereka yang mementingkan interaksi antar sesama peserta dan proses belajar sebagai tujuan belajar.
c. Orientasi Pada Mempelajari Ilmu (Learning Oriented), yaitu mereka yang belajar karena mereka senang belajar.
Dengan mengetahui motivasi belajar orang dewasa, maka pengajar dapat mengarahkan proses belajar mengajar dengan tepat untuk membantu mencapai tujuan belajarnya.
Sumber Tulisan Dari :
Paulina Pannen dan Ida Malati Sadjati, 2006, Buku Acuan, Program Pekerti, P2P Universitas Negeri Jakarta.