Teknik Penyusunan Nas / Text Buku Ajar

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Teknik Penyusunan Nas / Text Buku Ajar oleh Drs. Kustiono, MPd (Dosen Jurusan Kurikulum & Teknologi Pendidikan (KTP) FIP UNNES Semarang).
Pada dasarnya buku ajar dapat disusun dengan lima cara, yaitu :
a. Menulis Sendiri (starting from scrtartz)
Nas (teks) buku ajar ditulis sendiri berdasarkan pengalaman mengajar selama bertahun-tahun (original text / starting from research). Penyusun menuliskan ide-ide, pengalaman mandiri, dengan menggunakan bahasa ilmiah di bidang ilmu keahliannya. Keuntungan dalam cara ini dosen kreatif untuk berpikir dan menulis; bertambah luasnya wawasan; bertambah terampil dan memiliki ketelitian tinggi, dan terciptanya bacaan baru serta memiliki hak cipta diri. Adapun kelemahan dari cara ini, diantaranya adalah prosesnya lebih sulit; pekerjaan lebih lambat, dan jangka waktu penyelesaian lebih lama. Cara inilah yang tingkatannya paling tinggi, tetapi jarang yang sepenuhnya mendasarkan pada pengalaman pribadinya.
b. Pengemasan kembali informasi (repackaging)
Nas buku ajar disusun dengan mengemas kembali informasi-informasi yang telah berhasil dikumpulkan (information repackaging). Dalam teknik ini biasanya penulis banyak merujuk pendapat-pendapat dari berbagai tokoh disiplin ilmu yang relevan yang diambilnya dari berbagai sumber referensi / pustaka. Teknik ini sangat sering dilakukan oleh kebanyakan penulis.
c. Penataan kembali informasi (compilation)
Nas buku ajar merupakan hasil penataan ulang atau rekonstruksi (Compilation text). Salah satu teknik yang digunakan dengan memfotokopi beberapa buku dan kemudian menatanya kembali tanpa mengalami perubahan dan diberi tabel identitas berkaitan dengan judul mata pelajaran, jenis / satuan pendidikan, kelas / semester kedudukan mahasiswa, kompetensi yang akan dicapainya, dan pokok-subpokok materi yang akan dibelajarkan. Keuntungan dari cara ini penyusun mengenali dan terampil berbagai pustaka; pekerjaan penyusunan lebih mudah, cepat, dan rendah biaya. Adapun kelemahan dari cara ini, antara lain dosen tidak kreatif menulis, inspirasi dosen terpasung, wawasan sempit, dan cenderung plagiat.
d. Penterjemahan (translation)
Nas buku ajar bukan hasil penulisan sendiri berdasarkan pengalamannya ataupun hasil pengemasan dan penataan ulang, melainkan hasil terjemahan (translation) suatu buku berbahasa asing kedalam bahasa indonesia.
e. Persaduran
Penulisan nas dengan cara saduran (adaptation text) ini, penyadur tidak diperbolehkan mengganti nama pengarang ataupun kejadian-kejadian contoh yang ada didalam nas aslinya. Meski demikian, penyadur diperbolehkan untuk meresum beberapa uraian panjang pada nas aslinya dengan tanpa mengurangi makna yang terkandung didalamnya.
Pada prakteknya, kelima cara penulis buku ajar tersebut secara terpadu dilakukan oleh seorang penulis. Terkadang seorang penulis melakukan dengan menulis sendiri nas-nas tersebut berdasarkan pengalaman dan persepsinya sendiri, terkadang juga merujuk pada beberapa pendapat dari berbagai pandangan dan ahli, dan terkadang menfoto copy gambar-gambar dari buku-buku tertentu untuk bahan ilustrasinya. Terkecuali nas saduran, penyaduran cenderung untuk mereduksi keterangan apa yang dianggapnya terlalu berkepanjangan dengan mengubahnya menjadi uraian singkat tanpa mengurangi maknanya.
( Buku Ajar : Kajian Analitik dan Evaluatif, Makalah Workshop Penyusunan Buku Ajar yang diselenggarakan oleh Prodi D-III Kesehatan Gigi, Politeknik Kementerian Kesehatan Semarang, 26 November 2011, Ungaran Semarang).

Artikel Lainnya:

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :