Perubahan Warna Gigi

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Warna Gigi dan Perubahan Warna Gigi
Pembentukan gigi, termasuk warna gigi, berlangsung sejak usia 6 bulan dalam kandungan . Gigi susu memang berwarna lebih putih seperti susu, karena itu disebut gigi susu. Pada umumnya, warna gigi tetap memang lebih gelap dibandingkan dengan gigi susu adalah normal (Gracinia, 2006). Gigi yang berwarna kuning lebih tahan lama terhadap kerusakan gigi, yang dimaksud kuning adalah warna gigi asli dan bukan warna yang menempel pada permukaan gigi asli. Alasannya adalah gigi yang lebih kuning memilki email yang lebih tembus pandang sehingga warna kuning dari dentin menjadi terlihat. Email yang tembus pandang tersebut disebabkan oleh lebih termineralisasinya email itu sendiri (Besfrod,1996).
Warna email bervariasi agak luas, tergantung email dalam kombinasi dengan derajat kejernihan jaringan. Bila lebih termineralisasi, maka email tampak lebih jernih. Gigi tampak kuning pada daerah tempat dentis dibawahnya tembus pandang. Pada tepi incisal yang dibawahnya tidak ada lapisan dentis, email akan terlihat putih kebiruan. Bahkan sedikit variasi pada derajat mineralisasi, menyebabkan porositas email meningkat, baik secara lokal maupun lebih umum akan menyebabkan perubahan warna. Maka kerusakan hipomineralisasi lokal, seperti opositas email akan terlihat opak dibanding dengan email sekitarnya yang jernih (Koerniarti, 2006).
Perubahan warna gigi
Perubahan warna gigi adalah kelainan warna gigi rata-rata yang dapat dilihat secara klinis (Schuurs,1992).
Perubahan warna biasanya dibagi atas ekstrinsik (berasal dari luar) dan intrinsik (berasal dari dalam). Pada pembagian ini ada beberapa ketidak jelasan, karena dengan ekstrinsik kadang-kadang dimaksudkan:
a. Suatu perubahan warna yang terdiri dari luar, karena agensia yang menyebabkan perubahan warna menembus masuk ke dalam jaringan gigi.
b. Suatu perubahan warna yang disebabkan oleh pelepasan plak, karang gigi, dan pigmen pada permukaan email (Schuurs, 1992).
Sedangkan menurut Sukartini dan Armily (2004), pewarnaan intrinsik terdapat pada email atau dentin yang disebabkan oleh penumpukan atau penggabungan bahan di dalam struktur-struktur ini.
Perubahan warna instrinsik adalah perubahan yang berasal dari dalam struktur gigi. Perubahan ini bisa karena usia. Fenomena aging/ penuaan juga bermanifestasi pada gigi, dimana gigi cenderung menguning seiring dengan pertumbuhan usia (Anonim,2008).
Di usia lanjut membuat warna gigi buram karena email yang semakin tipis hingga ke lapisan bawahnya yaitu dentin yang berwarna lebih tua sehingga membayang nyata, membuat lebih rapuh (Anonim,2008).
Email yang mengalami fluorosis juga menunjukkan warna opositas. Perubahan warna coklat diduga terjadi sekunder oleh infiltrasi bahan warna dalam kasus fluorosis berjalan dari hampir tidak kelihatan pada gigi-geligi sulung sampai coklat sekali (Schuurs, 1992).
Pemakaian antibiotik misalnya tetrasiklin. Pemakaian antibiotik golongan tetarasiklin dalam periode pertumbuhan gigi dapat menyebabkan perubahan warna gigi yang permanen, yaitu dari kuning sampai abu-abu atau coklat. Hal ini disebabkan karena molekul-molekul tetrasiklin menembus barier plasenta, jika diberikan pada usia kehamilan lebih dari 4 bulan, dengan demikian dapat mengenai gigi sulung yang sedang terbentuk. Pada masa anak-anak usia 5-7 tahun (masa pembentukan gigi seri permanent), penggunaan antibiotik golongan tetrasiklin dapat menyebabkan perubahan gigi permanen (Sukartini dkk, 2004).
Hemorhargi (perdarahan hebat) dalam kamar pulpa terjadi karena injury traumatic (luka trauma) pada gigi menyebabkan putusnya pembuluh darah pada pulpa dan darah terdifusi kedalam tubuli dentin (rongga gigi), sehingga menyebabkan warna gelap kemerahan (Sukartini dkk, 2004).
Pemakaian obat-obatan untuk perawatan pengisian saluran akar dan juga bahan tambalan yang sering menyebabkan perubahan warna (terutama amalgam) (Sukartini dkk, 2004).
Dekomposisi jaringan pulpa dan sisa makanan, dimana gas yang dihasilkan oleh proses pulpa nekrosis ( Sukartini dkk, 2004).
Sumber :
Afiliana Gracilianti dan Juliska Gracinia,2006, 75 Masalah Gigi dan Solusinya, Elex Media Komputindo, Jakarta
Besford J, 1996, Mengenal gigi Anda (Petunjuk Bagi Orang Tua), Penerjemah : Johan Arif Budiman, edisi ke-2.Arcan, Jakarta
Koerniati, I,2006, Perkembangan Perawatan Gigi Masa Depan, Andalas University, Padang
Schuurs, A.H.B, 1994, Patologi Gigi-Geligi Kelainan-Kelainan Jaringan Keras Gigi, Penerjemah: Rafiah Abyono, Gajah Mada University, Yogyakarta
Anonim, 2008, Proses Terjadinya Karies, www.medicastore.com

Artikel Lainnya:

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :