Cara Mengatasi dan Menghilangkan Jerawat Batu

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Cara Mengatasi dan Menghilangkan Jerawat Batu
Munculnya jerawat batu tentu sangat mengganggu penampilan. bagaimana cara mengatasinya?
Munculnya jerawat batu kerap membuat perempuan tidak percaya diri. Apalagi bila ukurannya besar, sehingga terlihat jelas diwajah, dan sulit disamarkan dengan make up.
Jerawat yang berukuran besar itu biasa dikenal dengan jerawat batu, karena seperti batu saat diraba, padahal jerawat batu sebenarnya bukan tergolong jerawat. Bintil-bintil berwarna putih atau kekuningan dan berukuran besar yang biasa muncul diwajah, sebenarnya bukan jerawat, tapi Milia. Milia adalah jenis kista keratin yang berwarna putih kekuningan. Milia bisa terjadi karena adanya penyumbatan keratin atau serabut protein di epidermis.
Penyumbatan keratin tersebut, masih belum diketahui secara jelas penyebabnya. Penyumbatan itu akan menyebabkan terbentuknya kista, sehingga teraba keras. Milia ditandai munculnya bintil-bintil kecil berdiameter 1-4 milimeter, yang bisa muncul dimana saja. Namun, bintil-bintil tersebut paling sering muncul dibagian wajah, terutama di area mata, pipi, hidung, dagu dan tempat-tempat ditubuh yang pernah mengalami trauma, seperti akibat tindakan laser dan operasi.
Jika diraba milia akan terasa keras atau membatu, namun tidak terasa sakit karena tidak disertai peradangan. Karena sifat yang keras dari milia inilah yang membuatnya sulit untuk dikeluarkan.
Jenis milia ada 2 macam yaitu :
1. Milia Primer
Milia primer adalah kista epidermoid kecil yang berasal dari rambut halus. Milia jenis ini terjadi tanpa faktor predisposisi tertentu. Milia primer paling sering terjadi pada bayi baru lahir, anak-anak, hingga orang dewasa. Tapi, tidak tertutup kemungkinan milia muncul pada remaja dengan rintitis alergi di area sekitar hidung. Jika area yang terdapat milia tersebut sering di gosok-gosok, milia bisa rupture dan memicu munculnya jerawat. Sampai saat ini masih belum diketahui dengan jelas apa penyebab penyumbatan keratin ini, sehingga terjadi milia.
2. Milia Sekunder
Milia sekunder berasal dari saluran keringat atau folikel rambut. Milia jenis ini bisa terjadi dan muncul pada penyakit kulit berlepuh seperti epidermolisis bulosa, pemfigoid bulosa, porphyria autanea tarda, herpes zoster, dan dermatitis kontak. Selain itu, milia sekunder juga bisa muncul pada seseorang yang telah mengalami trauma seperti dermabrasi, luka bakar, bedah kulit, terapi laser atau terapi radiasi, penggunaan obat kortikosteroid topikal jangka panjang, penggunaan moisturizer oklusif (pelembab jenis oklusif), serta beberapa sindroma penyakit kulit yang diturunkan atau genodermatosis.
Milia tidak berbahaya. Meskipun milia termasuk jenis kista, namun tidak berbahaya. Semua benjolan bisa disebut kista, namun dilihat dari tingkat keganasannya, kista bisa bermacam-macam dan milia termasuk kista yang tidak membahayakan.
Karena itu tidak diperlukan pengobatan secara khusus. Selain itu, karena terjadi di lapisan epidermis, yaitu lapisan kulit bagian atas, terkadang milia terutama milia yang kecil, bisa hilang dengan sendirinya saat sel-sel kulit mulai beregenerasi menjadi sel-sel baru. Karena milia tidak berbahaya dan terkadang bisa hilang dengan sendirinya, maka penderita milia bisa memakai make up atau kosmetik kulit seperti biasanya, asalkan dari bahan yang aman bagi kulit.
Meski bisa hilang dengan sendirinya, namun hal itu tidak berlaku untuk milia yang cukup besar. Milia jenis itu tentu susah hilang dengan sendirinya. Jangan memencet-mencet atau berusaha menghilangkan milia sendiri, karena tindakan tersebut bisa menimbulkan infeksi kuman dan luka. Jika sudah demikian, maka milia yang mulanya tidak berbahaya, malah bisa menimbulkan peradangan dan berbahaya bagi kulit, dan sebenarnya milia tidak bisa dihilangkan hanya dengan dipencet atau dilakukan tindakan sendiri, karena sifatnya yang keras.
Meski begitu, bukan berarti milia tidak bisa dihilangkan dengan tindakan tertentu. Milia dapat dihilangkan dengan  menggunakan alat electro cauter atau alat yang bisa membuka bintil milia dengan cara menusuk, kemudian mengeluarkan isinya dengan komedo ekstraktor. Sedangkan untuk multiple milia atau milia dengan jumlah yang banyak, bisa dibantu dengan menggunakan obat tretinoin topikal (Cantiq).  

Artikel Lainnya:

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :