Budaya Ketimuran Indonesia

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Budaya Ketimuran Indonesia ditulis oleh : Sigit Purwanto 
Umumnya masyarakat timur termasuk negara Indonesia selalu menghayati hidup dan seluruh eksistensinya. Masyarakat timur berfikir dan tidak bertujuan menunjang usaha untuk menguasai dunia. Dan itu adalah salah satu karakter yang mempunyai nilai baik timur dalam budayanya.
Sebab masyarakat timur lebih menyukai intuisi daripada akal budi.misalnya saja, seseorang merasa dirinya itu terdorong untuk pergi ke suatu tempat, dan ternyata disana dia menemukan penemuan besar yang mengubah hidupnya.Itu merupakan salah satu ciri khas masyarakat timur.
Budaya timur pada prinsipnya bermuara pada ajaran agamanya. Agama adalah komponen yang paling penting bagi masyarakat timur. Cara berfikir masyarakat timur dimodifikasi oleh falsafah agama. Masyarakat timur menganggap bahwa agama itu adalah yang mengatur bagaimana kita harus berfikir yang positif dan melakukannya sesuai aturan agama. Dan masyarakat timur juga menganggap bahwa “kalau tidak agama, tidak jalan”.
Budaya timur berpegang teguh terhadap norma,sikap,dan nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens selalu berakar pada diri masyarakat timur.
Ciri-ciri masyarakat timur yang lain adalah saling menghormati antara satu dengan yang lain, saling tolong menolong bahu membahu, selalu ramah, dan masih banyak yang lainnya. Sayangnya, budaya ketimuran di Indonesia seakan musnah ditelan zaman yang semakin modern, tepatnya dari budaya barat.
Budaya barat yang masuk ini membuat negara ini semakin rusak oleh-oleh hal-hal yang menyimpang dari agama maupun hukum.Menurut saya, tidak semua sifat atau karakter budaya barat bisa diambil, yang harus dipetik adalah sifat yang baik dan yang buruk sebaiknya di buang. Boleh saja budaya barat maupun asing masuk negara indonesia, yakni tanpa merusak nilai-nilai kebudayaan Indonesia, maka kita harus benar-benar pintar dalam menyikapi dan menyeleksi budaya asing yang masuk budaya Indonesia.(IB/95).

Artikel Lainnya:

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :