Sebagai sang buah hati, anak tentunya selalu selalu mendapat sorotan yang lebih dari orang tua. Mengapa seorang anak perlu mendapat sorotan dan perhatian khusus...? Karena pada masa bayi sampai anak-anak sering terjadi keluhan, misalnya perut kembung, bisa juga bintik-bintik merah dibadannya, bisa juga anak susah makan dan seabrek masalah yang lainnya.
Selain berbagai keluhan diatas, juga perlu diperhatikan masalah kebersihan bagi anak. Biasanya untuk menjaga kebersihan anak, orang tua sering menggunakan sabun antibakteri untuk kebersihan badannya dari kuman-kuman dan pasta gigi untuk kebersihan giginya. Tetapi tak disangka, ternyata anak-anak yang lebih banyak menggunakan sabun dan pasta gigi anti bakteri justru lebih mudah anak terkena alergi.
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa metode itu mungkin bukanlah gagasan yang baik. Hal ini karena bahan-bahan kimia yang bersifat antibakteri itu justru bisa membuat anak-anak berisiko lebih besar terkena alergi.
Temuan terbaru ini merupakan studi para peneliti dari Johns Hopkins Children`s Center Germany. Pada dasarnya para peneliti menemukan hubungan antara anak-anak yang terpapar bahan antibateri lewat pasta gigi, obat kumur, sabun dan produk perawatan pribadi lainnya dengan risiko alergi, namun para peneliti tidak menunjuk secara langsung bahwa bahan antibakteri menyebabkan alergi.
Studi yang dilakukan peneliti Johns Hopkins melibatkan 860 anak berusia 6-18 tahun. Disini peneliti mengamati hubungan antara jumlah jumlah produk antibateri dan pengawet dari produk perawatan pribadi yang ditemukan dalam urin anak-anak dengan menggunakan kadar antibodi IgE adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh tubuh untuk merespon adanya iritan atau alergen.
Peneliti memfokuskan diri pada 7 bahan yang diketahui berdampak terhadap fungsi endokrin pada hewan, diantaranya adalah triclosan, bisphenol-A (BPA), benzofenon-3 serta propil, metil, butil dan etil paraben. Triclosan, propil paraben dan butil paraben merupakan satu-satunya bahan kimia yang dikaitkan dengan peningkatan risiko alergi pada anak-anak dan ketiganya memiliki sifat antibakteri.
Hasilnya, peneliti menemukan triclosan dalam sabun, pasta gigi dan obat kumur, sedangkan berbagai jenis paraben digunakan dalam makanan, obat-obatan dan kosmetik. Selain itu, peneliti juga menemukan fakta antara lain :
1. Anak-anak yang memiliki kadar triclosan tertinggi dalam urinnya juga memiliki kadar antibodi IgE terbesar dari makanan.
2. Dibandingkan anak-anak yang memiliki kadar triclosan terendah, anak-anak yang memiliki kadar triclosan tertinggi hampir dua kali lipat berisiko terkena alergi lingkungan.
3. Anak-anak yang memiliki kadar paraben tertinggi paling cenderung memiliki kadar antibodi IgE yang lebih tinggi terhadap serbuk sari, hewan peliharaan dan alergi lingkungan lainnya.
4. Anak-anak yang memiliki kadar propil paraben tertinggi berisiko alergi terhadap lingkungan hingga dua kali lipat.
5. Sisi positifnya, tingginya kadar paraben dalam urin tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko alergi terhadap makanan.
Temuan ini menyoroti bahan-bahan antibakteri dari produk-produk perawatan diri yang ternyata berdampak terhadap sistem kekebalan tubuh anak-anak, ujar peneliti senior Corinne Keet, MD,MS, seorang pakar alergi di Johns Hopkins Children`s Center.
Meskipun para orang tua ingin anak-anaknya aman dari berbagai jenis infeksi, ternyata langkah preventif yang dilakukan orang tua ini harus dibayar dengan risiko yang lain. Hal ini karena adanya peningkatan risiko alergi ketika anak-anak menggunakan produk seperti sabun dan pasta gigi yang menggandung bahan antibakteri. maka dari itu sebaiknya membersihkan diri dengan cara yang wajar-wajar saja, tidak termakan oleh iklan. (SELARAS).