Penyebab kurang Vitamin A, Tanda dan Gejala Kurang Vitamin A

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Penyebab kurang Vitamin A, Tanda dan Gejala Kurang Vitamin A
Orang mengatakan mata adalah jendela dunia. Pernyataan ini sangatlah tepat karena memang mata memegang fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai jalan masuk informasi visual dari luar tubuh kita, yang kemudian diterima otak sebagai rangsang visual.
Adanya informasi dari penglihatan inilah yang nantinya akan diproses oleh otak menjadi suatu yang bisa diresapi, pikirkan, dan kita respon lebih lanjut. Lewat matalah kita belajar, mengamati berbagai peristiwa dan ayat-ayat Allah. Lewat matalah kita dapat memandang apa yang kita cintai dengan sepenuh hati. Bisa dibayangkan bila mata kita yang semula bisa melihat dengan jelas, tiba-tiba gelap tak dapat melihat karena suatu sebab. Pasti hati kita akan menangis.
Dari segi kesehatan, kita tahu mencegah lebih penting daripada mengobati. Dalam hal kesehatan mata, hal yang paling penting adalah mencegah timbulnya kebutaan, dengan cara mencegah timbulnya penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan kebutaan, atau mengobati setiap penyakit sedini mungkin untuk mencegah terjadinya kebutaan.
Kekurangan Vitamin A
Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar diseluruh dunia, terutama di negara berkembang, dan dapat terjadi pada semua umur, terutama pada masa pertumbuhan. KVA dalam tubuh dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang merupakan Nutrition Related Diseases yang dapat mengenai berbagai macam anatomi dan fungsi dari organ tubuh, seperti menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan pertumbuhan sel-sel kulit.
Salah satu dampak kurang vitamin A adalah kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan – 4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di negara berkembang.
KVA pada anak biasanya terjadi pada anak yang menderita Kurang Energi Protein (KEP) atau gizi buruk sebagai akibat asupan zat gizi sangat kurang, termasuk zat gizi mikro dalam hal ini vitamin A. Anak yang menderita KVA mudah sekali terserang infeksi, seperti infeksi saluran pernafasan akut, campak, cacar air, diare dan infeksi lain, karena daya tahan anak tersebut menurun.
Namun masalah KVA dapat juga terjadi pada keluarga dengan penghasilan cukup. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua / ibu tentang gizi yang baik. Gangguan penyerapan pada usus juga dapat menyebabkan KVA walaupun hal ini sangat jarang terjadi. Kurangnya konsumsi makanan (<80% AKG) yang berkepanjangan akan menyebabkan anak menderita KVA, yang umumnya terjadi karena kemiskinan, dimana keluarga tidak mampu memberikan makanan yang cukup.
Sampai saat ini masalah KVA di Indonesia masih membutuhkan perhatian serius. Meskipun hasil survei Xeroftalmia (1992) menunjukkan bahwa berdasarkan kriteria WHO, secara klinis KVA di Indonesia sudah tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat (<0,5%). Namun pada survei yang sama menunjukkan bahwa 50% balita masih menderita KVA Sub Klinis (serum retinol <20 ug/dl). Hal tersebut seyogyanya menjadi perhatian kita bahwa separuh dari jumlah balita di Indonesia masih terancam kebutaan karena KVA.
Xeroftalmia (kerusakan kornea akibat kekurangan vitamin A) didapatkan 20 dari 10.000 anak balita. Setengahnya meninggal karena kekurangan makan, dan penyakit infeksi lain yang juga dideritanya, yaitu pneumonia / radang paru-paru. Setengahnya lagi menghabiskan umurnya dalam keadaan buta.
Di Indonesia, angka kebutaan akibat kekurangan vitamin A sudah menurun tajam sejak diberikannya vitamin A kapsul 2 kali setahun secara gratis. Suplemen kapsul vitamin A dosis tinggi 200.000 SI (merah) diberikan sebanyak 2 kali setahun pada bulan februari dan agustus yang ditujukan kepada anak balita (1-5 tahun) dan 1 kapsul pada ibu nifas (<30 hari setelah melahirkan). Setelah tahun 1997, sasaran diperluas kepada bayi berumur 6-11 bulan dengan pemberian kapsul vitamin A dosis 100.000 SI (biru).
Adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997, dimana terjadi peningkatan kasus gizi buruk di berbagai daerah, mengakibatkan masalah KVA muncul kembali.
Penyebab Kekurangan Vitamin A
Bila ditinjau dari konsumsi makanan sehari-hari, kekurangan vitamin A disebabkan oleh :
1. Konsumsi makanan yang tidak mengandung cukup vitamin A atau pro-vitamin A untuk jangka waktu yang lama.
2. Bayi tidak diberikan ASI eksklusif.
3. Menu tidak seimbang (kurang mengandung lemak, protein, seng/Zn atau zat gizi lainnya) yang diperlukan untuk penyerapan vitamin A dan penggunaan vitamin A dalam tubuh.
4. Adanya gangguan penyerapan vitamin A, seperti pada penyakit-penyakit, antara lain penyakit pankreas, diare kronik, Kurang Energi Protein (KEP) dan lain-lain sehinggga kebutuhan vitamin A meningkat.
5. Adanya kerusakan hati, seperti pada kurang gizi dan hepatitis (radang liver) kronik, menyebabkan gangguan pembentukan RBP (Retinol Binding Protein) dan pre-albumin yang penting untuk penyerapan vitamin A.
Tanda dan Gejala Kurang Vitamin A (KVA)
KVA adalah kelainan sistemik yang mempengaruhi jaringan epitel dari organ-organ seluruh tubuh, termasuk paru-paru, usus, mata dan organ lain. Akan tetapi gambaran yang karakteristik langsung terlihat pada mata.
Kelainan kulit pada umumnya tampak pada tungkai bawah bagian depan dan lengan atas bagian belakang, kulit tampak kering dan bersisik seperti ikan. Kelainan ini selain disebabkan karena KVA dapat juga disebabkan karena kekurangan asam lemak essensial, kurang vitamin golongan B atau Kurang Energi Protein (KEP) tingkat berat atau gizi buruk.
Gejala klinis KVA pada mata akan timbul bila tubuh mengalami KVA yang telah berlangsung lama. Gejala tersebut akan lebih cepat timbul bila anak menderita penyakit campak, diare, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut) dan penyakit infeksi lainnya.
Tanda-tanda dan gejala klinis KVA pada mata menurut klasifikasi WHO / USAID UNICEF / HKI / IVACG, 1996 sebagai berikut :
- XN : Buta senja
- XIA : Xerosis konjungtiva (kekeringan pada selaput lendir mata)
- XIB : Xerosis konjungtiva disertai bercak bitot
- X2 : Xerosis kornea (kekeringan pada selaput bening mata)
- X3A : Keratomalasia atau ulserasi kornea (borok kornea) kurang dari 1/3 permukaan kornea
- XS : Jaringan parut kornea (sikatriks / scar)
- XF : Fundus xeroftalmia, dengan gambaran seperti “cendol”.
XN, XIA, XIB, X2 biasanya dapat sembuh kembali normal dengan pengobatan yang baik. Pada stadium X2 merupakan keadaan gawat darurat yang harus segera diobati karena dalam beberapa hari bisa berubah menjadi X3.
X3A dan X3B bila diobati dapat sembuh tetapi dengan meninggalkan cacat yang bahkan dapat menyebabkan kebutaan total bila lesi (kelainan) pada kornea cukup luas sehingga menutupi seluruh kornea (optic zone cornea).
Tanda-Tanda Mata Sehat
Mata sehat pada umumnya dapat diketahui dari luar, dimana mata terlihat cerah dan bersinar. Untuk mengetahui adanya kelainan pada mata perlu pemeriksaan mata dari dekat yang memerlukan bantuan senter atau lampu.
Mata yang sehat dapat diketahui, apabila dari pemeriksaan ditemukan tanda-tanda sebagai berikut :
1. Kornea (selaput bening) benar-benar jernih dan letaknya ditengah (simetris) antar kedua mata.
2. Bagian yang putih benar-benar berwarna putih.
3. Pupil (orang-orangan mata) benar-benar terlihat hitam, jernih dan ada reflek cahaya sehingga mengecil bila ada sinar.
4. Kelopak mata dapat membuka dan menutup dengan baik.
5. Bulu mata teratur dan mengarah keluar.
6. Tidak ada sekret atau kotoran pada mata.
7. Tidak ada benjolan pada kelopak mata.
Fungsi vitamin A Bagi Penglihatan
Fungsi vitamin A bagi mata terutama pada proses penglihatan, dimana vitamin A berperan dalam membantu proses adaptasi dari tempat yang terang ketempat yang gelap.
KVA dapat mengakibatkan kelainan pada sel-sel epitel, termasuk sel-sel epitel pada selaput lendir mata. Kelainan tersebut karena terjadinya proses kerusakan sifat sel-sel epitel, sehingga kelenjar tidak memproduksi cairan yang dapat menyebabkan terjadinya kekeringan pada mata, disebut Xerosis konjungtiva. Bila kondisi ini berlanjut akan terjadi yang disebut bercak bitot (bitot spot).
Makanan Dengan Vitamin A Yang Tinggi
Sumber vitamin A ada pada sayur-sayuran dan buah yang berwarna hijau atau kuning merah (pepaya, tomat, dan lain-lain). Sebaiknya anak mulai diajari makan buah-buahan ini sejak usia 6 bulan. Pada saat anak sudah makan bubur dan nasi tim, tambahkan sayur dan sumber vitamin A yang lain, seperti hati, ikan, dan telur.
Sumber vitamin A yang lain adalah susu sapi dan ASI. ASI sangat kaya kandungan vitamin A-nya. Karena itu, usahakanlah memberikan ASI pada anak-anak kita sampai 2 tahun penuh. Kejadian kekurangan vitamin A ini mulai muncul pada anak setelah disapih dari ASI. Karena itu, setelah disapih, konsumsi susu sapi sebaiknya diberikan untuk memenuhi kebutuhan gizinya (Al-Mawaddah).

Artikel Lainnya:

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :