Karya Tulis Kesehatan Gigi (2)

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
PERBEDAAN JUMLAH BAKTERI STREPTOCOCCUS VIRIDANS SEBELUM DAN SESUDAH MENGUNYAH PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL PADA PENGHUNI WISMA MELATI NO 101 PEDALANGAN BANYUMANIK SEMARANG TAHUN 2009

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Kepada
Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Semarang
Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program
Diploma III Kesehatan Gigi





 Oleh :


Arfiyati Lukitaningsih
P 17425006388

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG
JURUSAN KESEHATAN GIGI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
SEMARANG
2009


INTISARI

Lukitaningsih, A., 2009. Perbedaan Jumlah Bakteri Streptococcus viridans Sebelum dan Sesudah Mengunyah Permen Karet Yang Mengandung Xylitol Pada Penghuni Wisma Melati No 101 Pedalangan Banyumanik Semarang Tahun 2009, Karya Tulis Ilmiah, Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Depkes Semarang,
Penguji ; Suwarsono, Sadimin, Aning Susilowati

Kata Kunci : Permen Karet Yang Mengandung Xylitol, Jumlah Bakteri Streptococcus viridans

Permen karet yang mengandung xylitol merupakan permen karet yang mengandung pemanis alami dari serat pohon white birch. Jumlah bakteri Streptococcus viridans yaitu banyaknya koloni bakteri Streptococcus viridans yang berbentuk coccus pada saliva yang diambil sebelum dan sesudah sampel mengunyah permen karet yang mengandung xylitol.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan jumlah bakteri Streptococcus viridans sebelum dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol pada Penghuni Wisma Melati No 101 Pedalangan Banyumanik Semarang Tahun 2009.



Jenis penelitian ini adalah quasi experiment only group design. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest. Sampel penelitian ini adalah Penghuni Wisma Melati No 101 Pedalangan Banyumanik Semarang yang berjumlah 10 orang. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif kuantitatif menggunakan uji paired t-test dengan α 0,05. Dalam menganalisis data tersebut menggunakan bantuan komputer SPSS for windows version 11,0.



Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah bakteri Streptococcus viridans sebelum dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol sebesar 1,7 x 107 yang semula jumlah rerata bakteri sebelum mengunyah permen karet yang mengandung xylitol adalah 1,1 x 108, setelah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol jumlah rerata bakterinya menjadi 9,3 x 107. Uji paired t-test diperoleh nilai P = 0,013, karena P < 0,05 berarti terdapat perbedaan jumlah bakteri Streptococcus viridans sebelum dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol, maka dapat disimpulkan bahwa xylitol mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans. Untuk itu responden diharapkan dapat menggunakan permen karet yang mengandung xylitol sebagai alternatif pencegahan terjadinya penyakit gigi dan mulut. 

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
 Banyak sekali cara yang digunakan untuk mencegah timbulnya karies gigi, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menghilangkan salah satu penyebabnya yaitu dengan mengurangi jumlah bakteri Streptococcus viridans yang ada di dalam mulut melalui pengunyahan permen karet yang mengandung xylitol. Kebiasaan mengunyah permen karet dengan pemanis xylitol sangat efektif mencegah kerusakan gigi. Xylitol mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus viridans saat mengubah gula dan karbohidrat lain menjadi asam. Hal ini dapat dilakukannya mengingat xylitol tidak dapat difermentasikan oleh bakteri tersebut sehingga kariespun dapat dicegah. Cara ini termasuk cara yang masih asing ditelinga masyarakat pada umumnya yang hanya tahu permen karet yang tidak menggunakan pemanis alami seperti xylitol dan juga kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan bakteri dalam mulut (Mangoenprasodjo, 2004). Hal inilah yang melatarbelakangi mengapa peneliti ingin mengetahui perbedaan jumlah bakteri Streptococcus viridans sebelum dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol. 

B. RUMUSAN MASALAH 
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah ada perbedaan jumlah bakteri Streptococcus viridans sebelum dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol?”. 

C. TUJUAN PENELITIAN 
1. Tujuan Umum 
Untuk Mengetahui perbedaan jumlah bakteri Streptococcus viridans sebelum dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol. 
2. Tujuan Khusus 
a. Untuk mengetahui jumlah bakteri Streptococcus viridans sebelum mengunyah permen karet yang mengandung xylitol pada penghuni Wisma Melati no. 101 Pedalangan Banyumanik Semarang. 
b. Untuk mengetahui jumlah bakteri Streptococcus viridans sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol pada penghuni Wisma Melati no.101 Pedalangan Banyumanik Semarang. 

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. TELAAH PUSTAKA
1. Xylitol 
a. Pengertian Xylitol 
Xylitol adalah pemanis alami yang terbuat dari serat pohon white birch di Finlandia. Xylitol, pertama kali berhasil diisolasi dari serpihan kayu beech oleh ahli kimia Jerman Prof . Dr. Emil Herman Fisher dan asistennya Rudolf Stahel pada September 1890. Xylitol sering disebut sebagai bahan pemanis alami karena secara alami memang ditemukan di dalam tanaman, hewan dan manusia (Mangoenprasodjo, 2004). 
b. Kandungan Xylitol 
Xylitol murni berupa Kristal putih, dengan wujud dan rasa seperti gula. Pada label produk pangan, xylitol sering dimasukkan sebagai karbohidrat dan sebagian kecil sebagai poliol, meskipun dalam pustaka xylitol termasuk dalam kelompok poliol atau alkohol polihidrat atau gula alkohol (Mangoenprasodjo, 2004). Xylitol mengandung kurang dari 40% kalori dan energi yang lebih sedikit jika dibandingkan karbohidrat lainnya. Satu gram xylitol menghasilkan 2,4 kalori. Dalam kemasan permen karet kandungan xylitol sebesar 1236 mg per saji dan maltitol 1206 mg per saji. Xylitol yang diaplikasikan dalam permen karet mengandung furonan dan kalsium phosphate yang bakal memberikan efek positif apabila dikonsumsi dua butir dalam lima kali sehari sehabis makan, sikat gigi, dan sebelum tidur (Anonima, 2007). 

2. Pengaruh Permen Karet Terhadap Saliva 
Pengaruh Permen Karet Terhadap Saliva Menurut Yulianto (2003), agar kesehatan gigi dapat terjaga dengan baik perlu dilakukan kontrol plak yang salah satunya dengan cara mengunyah permen karet. Dengan mengunyah permen karet mampu merangsang sekresi saliva didalam mulut. Adanya aliran saliva akan membantu mengurangi endapan sisa makanan dan mengurangi populasi bakteri. Oleh karena itu permen karet juga berperan dalam memproduksi saliva serta dalam pencegahan karies atau perluasan lesi karies gigi

3. Mikroorganisme dalam rongga mulut 
a. Streptococcus 
adalah semuanya gram-positif dan tidak bergerak serta bersifat patogen berbahaya karena banyak infeksi hebat yang disebabkannya dan karena komplikasi yang mungkin terjadi setelah sembuh dari infeksi akut itu. Organisme ini lebih kurang berbentuk bulat yang tumbuh sebagai rantai. Organisme ini membelah hanya pada satu arah, tetapi belahan itu bukannya menjadi masing-masing kokus melainkan masih mempunyai kecenderungan untuk tetap bersama dan membentuk rantai kokus. Panjangnya rantai yang mungkin dapat dilihat ketika mewarnai organisme sampai batas tertentu ini bergantung kepada apakah organisme itu ditumbuhkan pada media dalam proses pembuatan olesan. Rantai terpanjang terlihat pada preparat basah biakan cair (Volk dan Wheeler, 1990). Streptococcus dikelompokkan menjadi 21 jenis berdasarkan perbedaan karbohidrat dinding sel. Dapat juga dikelompokkan berdasarkan jenis hemolisis enzimatik sel darah merah pada preparat agar darah menjadi hemolisis α yaitu hemolisis tak lengkap dengan pigmen hijau mengelilingi koloni, hemolisis β yaitu terjadi lisis total dan lepasnya hemoglobin darah bening di sekeliling koloni, dan hemolisis γ yaitu tidak ada lisis (Ema, dkk, 2006). 

b. Streptococcus viridans 
Streptococcus viridans termasuk didalam kelompok bakteri Streptococcus. Berbentuk lonjong atau bundar, gram (+), terlihat berjajar seperti rantai atau terputus-putus diplokokus. Terutama terdapat pada rongga mulut manusia normal. Bersifat hemolisis α, menimbulkan hemolisis sel darah merah yang berakibat pemudaran warna hijau kecoklatan di sekitar koloni. Pemudaran warna hijau disebabkan oleh pembentukan produk hemoglobin, tereduksi yang tidak diketahui. Streptococcus yang memproduksi hemolitis α juga disebut Streptococcus viridans. Sering menyebabkan endokartitis bakterialis dan sebagai penyebab utama karies. Peka terhadap penisilin

4. Hubungan Xylitol dengan Streptococcus viridans 
Kebiasaan mengunyah permen karet dengan pemanis xylitol sangat efektif mencegah kerusakan gigi karena sifatnya yang tidak dapat difermentasikan oleh bakteri Streptococcus viridans sehingga pertumbuhan Streptococcus viridans menjadi demikian terhambat. Daya penghambatan xylitol dapat menyentuh angka 90%. Efektifitas xylitol akan baik jika kandungannya dalam produk melebihi angka 50%. Xylitol mampu menekan jumlah bakteri penyebab kerusakan gigi, menghambat pertumbuhan plak, menekan keasaman plak dan mempercepat proses pembentukan kembali mineral gigi. Sifatnya yang sulit difermentasi menyebabkan xylitol menjadi substrat yang tidak baik bagi pertumbuhan bakteri. Dengan demikian, xylitol dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan gigi (Anonima, 2007). 

C. HIPOTESIS PENELITIAN 
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah peneliti. 
Ho : Tidak ada perbedaan jumlah bakteri Streptococcus viridans sebelum dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol pada penghuni Wisma Melati no. 101 Pedalangan Banyumanik Semarang 
Ha : Ada perbedaan jumlah bakteri Streptococcus viridans sebelum dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol pada penghuni Wisma Melati no. 101 Pedalangan Banyumanik Semarang 

BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu melihat hubungan antara suatu gejala dengan peristiwa yang mungkin akan timbul dengan adanya masalah tersebut. Data hasil penelitian menggunakan data kuantitatif yaitu data yang berhubungan dengan angka-angka, baik yang diperoleh dari hasil pengukuran, maupun dari nilai suatu data yang diperoleh dengan jalan mengubah data kualitatif ke dalam data kuantitatif. Metode pengambilan data dilakukan secara quasi experiment only group design yaitu berupa intervensi terhadap variabel pengaruh, kemudian mengukur akibatnya. Sedangkan rancangan penelitian dilakukan dengan pendekatan pre test dan post test yaitu pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Dalam penelitian ini sampel dilakukan perhitungan jumlah bakteri sebelum dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol pada saliva dengan menggunakan metode Total Plate Count. Rancangan dalam penelitian ini dimulai dengan cara sampel meludah di pot sputum yang telah disediakan kemudian mengunyah permen karet yang mengandung xylitol sebanyak 2 butir selama 2 menit setelah itu meludah lagi. Rancangan yang akan dilakukan dapat digambarkan sebagai berikut : Pretest Perlakuan Post test O1 X O2 Keterangan : O1 : Menghitung jumlah bakteri Streptococcus viridans sebelum mengunyah permen karet yang mengandung xylitol.
X : Perlakuan berupa kegiatan meludah di pot sputum kemudian mengunyah permen karet yang mengandung xylitol setelah itu meludah lagi. 
O2 : Menghitung jumlah bakteri Streptococcus viridans sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol. 

B. SUBYEK PENELITIAN 
Subyek dalam penelitian ini adalah penghuni Wisma Melati no. 101 Pedalangan Banyumanik Semarang yang berjumlah 10 orang. Alasannya karena mereka diharapkan dengan mudah dapat bekerjasama (kooperatif) dan mengerti perlakuan yang diberikan oleh peneliti sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan lancar. Teknik pengambilannya dengan total sampling.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN 
Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 20 April 2009 di Dinas Kesehatan Laboratorium Kesehatan yang terletak di Jln. Soekarno Hatta No. 185 Semarang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Dinas Kesehatan Laboratorium Kesehatan terhadap 10 orang sampel, diperoleh hasil sebagai berikut:
Nilai Bakteri Streptococcus viridans Sebelum Mengunyah Permen Karet yang Mengandung Xylitol dan Sesudah Mengunyah Permen Karet yang Mengandung Xylitol pada Penghuni Wisma Melati No 101 Pedalangan Banyumanik Semarang.

 Terdapat perbedaan jumlah bakteri Streptococcus viridans/ml sampel pada responden 1-10 sebelum dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol dengan Σ /jumlah rerata bakteri Streptococcus viridans sebelum mengunyah permen karet yang mengandung xylitol sebesar 1,1 x 108 sedangkan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol sebesar 9,3 x 107 dan Σ /jumlah rerata perbedaan bakteri sebesar 1,7 x 107. Hasil penelitian terhadap 10 sampel terdapat perbedaan jumlah bakteri Streptococcus viridans sebelum mengunyah permen karet yang mengandung xylitol dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol. Rata-rata jumlah bakteri Streptococcus viridans sebelum mengunyah permen karet yang mengandung xylitol adalah 1,1 x 108 bakteri.

Jumlah bakteri Streptococcus viridans sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol mengalami penurunan sebesar 15,45% menjadi 9,3 x 107 bakteri. Perbedaan (selisih) jumlah bakteri sebelum dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol adalah 1,7 x 107 bakteri.

Untuk mengetahui pengaruh xylitol terhadap perbedaan jumlah bakteri Streptococcus viridans dilakukan uji statistik paired t-test dengan α 0,05 didapat nilai P value = 0,013 (P < 0,05).

B. PEMBAHASAN 
Dari hasil analisa deskriptif terhadap jumlah bakteri Streptococcus viridans yang diteliti dengan perlakuan sebelum mengunyah permen karet yang mengandung xylitol dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol menunjukkan permen karet yang mengandung xylitol memiliki kemampuan untuk menurunkan jumlah bakteri Streptococcus viridans.

Hal ini terlihat dari hasil penghitungan jumlah bakteri Streptococcus viridans sebelum dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol terhadap 10 sampel yang diteliti rata-rata jumlah bakteri Streptococcus viridans mengalami penurunan setelah diinkubasi selama 24 jam. Adapun dari hasil uji statistik dengan paired t-test diperoleh nilai P=0,013 (P < 0,05) menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna terhadap jumlah bakteri Streptococcus viridans sebelum mengunyah permen karet yang mengandung xylitol dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol, sehingga xylitol berpengaruh terhadap penurunan jumlah bakteri Streptococcus viridans.

Hal ini sesuai dengan pendapat Besford (1996) yang menyebutkan bahwa salah satu keunggulan xylitol diantaranya yaitu xylitol memiliki efek pelindung terhadap mikroorganisme penghancur makanan sekitar dua kali sukrosa sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme dalam mulut khususnya Streptococcus viridans. Mekanisme penurunan jumlah bakteri Streptococcus viridans oleh xylitol ini dikarenakan adanya kandungan zat antibakterial seperti funoran dan calsium phosphate. Kandungan kimiawi ini dapat memberikan efek positif yang berpengaruh menurunkan jumlah bakteri dan menyehatkan mulut. Hal inilah yang membedakan xylitol dengan pemanis alami lainnya seperti sorbitol dan maltitol yang tidak mempunyai kandungan zat antibakterial seperti funoran dan calsium phosphate yang berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang hanya dimiliki oleh xylitol.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pada Penghuni Wisma Melati No 101 Pedalangan Banyumanik Semarang dengan jumlah 10 orang sampel dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Jumlah bakteri Streptococcus viridans sebelum mengunyah permen karet yang mengandung xylitol yaitu 1,1 x 108.
2. Jumlah bakteri Streptococcus viridans sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol yaitu 9,3 x 107, sehingga dapat diketahui bahwa penurunan jumlah bakteri Streptococcus viridans sebelum dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol sebesar 15,45% yaitu 1,7 x 107.
3. Dari hasil uji statistik paired t-test diperoleh nilai P value=0,013, karena P < 0,05 berarti terdapat perbedaan jumlah bakteri Streptococcus viridans sebelum dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol.

B. SARAN 
Dari kesimpulan diatas maka peneliti menyarankan sebagai berikut:
1. Bagi responden diharapkan dapat menggunakan permen karet yang mengandung xylitol sebagai alternatif pencegahan terjadinya penyakit gigi dan mulut.
2. Bagi responden diharapkan dapat mengkonsumsi buah-buahan serta sayuran yang di dalamnya terdapat kandungan xylitol seperti strawberry, plum, kembang kol, dan bayam untuk pencegahan penyakit gigi dan mulut.

DAFTAR PUSTAKA
Amerongen, AVN. 1991. Ludah Dan Kelenjar Ludah: Arti Bagi Kesehatan Gigi. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.

Anonima. 2007. Xylitol Zat Anti Karies Gigi. http://www.lawangy wordpress.com/, 20 April 2007.

--------b. 2007. Xylitol Permen Karet Pencegah Gigi Berlubang. http://www.lawangy wordpress.com/, 10 Maret 2007. 

Besford, J. 1996. Mengenal Gigi Anda Petunjuk Bagi Orang Tua (terj.). Arcan: Jakarta.

Depkes RI. 1995. Tata Cara Kerja Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas.

Direktorat Kesehatan Gigi: Jakarta. . 1999. Pedoman Pembelajaran Mikrobiologi.

Depkes RI: Jakarta. . 2000. Pedoman Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut. Depkes RI: Jakarta.

Ema, M.L., Rimbiyastuti, H., dan Prasko. 2001. Efektifitas Berkumur Jus Aloe vera Terhadap Penurunan Indeks Plak dan Jumlah Kuman Streptococcus. Unit Penelitian, Pengembangan, dan Pengabdian Kepada Masyarakat POLTEKKES: Semarang.

Kidd, E. dan Bechal, S.J. 1991. Dasar-Dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya (terj.). EGC: Jakarta. 

Konig, K.G., dan Hoogendoorn, H. 1982. Prevensi Dalam Kedokteran Gigi dan Dasar Ilmiahnya (terj.). PT. Denta: Jakarta. 

Mangoenprasodjo, S.A. 2004. Gigi Sehat Mulut Terjaga. Thinkfresh: Yogyakarta.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.

Tarigan, R. 1990. Karies Gigi. Jakarta. Volk, W.A., dan Wheeler, M.F. 1990. Mikrobiologi Dasar (terj.). Erlangga: Jakarta.

Widiyastuti, T. 2007. Efektifitas Larutan Siwak Terhadap Penurunan Jumlah Bakteri Dalam Mulut Pada Mahasiswa Tingkat II dan III Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Semarang Tahun 2007. Depkes RI JKG Politeknik Kesehatan Semarang: Semarang. (Karya Tulis Ilmiah Tidak Dipublikasikan)

Yulianto. 2003. Gula Permen Karet Menjaga Kesehatan Gigi, www.sinarharapan.co.id

RIWAYAT HIDUP 
Arfiyati Lukitaningsih dilahirkan di Jepara, tanggal 23 Juni 1988, anak pertama dari 7 bersaudara, pasangan Bapak Susanto SH. dan Ibu Anik Miharwanti , Pendidikan Dasar di SDN 02 Pecangaan dan lulus tahun 2000, Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SMP N 1 Pecangaan dan lulus tahun 2003, dan Pendidikan Menengah ke Atas (SMA) di SMA N 1 Kudus dan lulus tahun 2006. Pendidikan berikutnya ia tempuh di Politeknik Kesehatan Depkes Semarang Jurusan Kesehatan Gigi pada tahun 2006. Dan insyaAllah lulus tahun 2009. Sumber Gambar : ndyteens.blogspot.com

Artikel Lainnya:

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :