Karya Tulis Kesehatan Gigi
PERBEDAAN DEBRIS INDEKS ANTARA MENYIKAT GIGI SECARA MANDIRI DENGAN MENYIKAT GIGI DIBANTU ORANG TUA PADA MURID KELAS NOL BESAR TK MARSUDISIWI PENGKOL KAPLING JEPARA TAHUN 2009
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan kepada
Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Semarang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Program Diploma III Kesehatan Gigi
Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Semarang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Program Diploma III Kesehatan Gigi
OLEH
DYAHSARI WURIYANTI
P 17425006393
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG
PROGRAM DIPLOMA III
JURUSAN KESEHATAN GIGI
2009
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG
PROGRAM DIPLOMA III
JURUSAN KESEHATAN GIGI
2009
INTISARI
Wuriyanti, Dyahsari, 2009, Perbedaan Debris Indeks Antara Menyikat Gigi Secara Mandiri Dengan Menyikat Gigi Dibantu Orang Tua Pada Murid Nol Besar TK Marsudisiwi pengkol Kapling Jepara Tahun 2009, Karya Tulis Ilmiah, Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Semarang.
Penguji : Ani Subekti, Salikun, Nono Sulistijarso.
Kata kunci : Menyikat gigi secara mandiri, menyikat gigi dibantu orang tua, debris indeks
Menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi sehingga penumpukan plak dapat dihindari.Belum ada kesadaran anak dalam menjaga kebersihan mulut, untuk itulah anak-anak usia ini perlu bantuan dan motivasi orang tua dalam menyikat gigimya.Berdasarkan studi pendahuluan pada mutid TK Marsudisiwi Pengkol Kapling Jepara diproleh data dari 26 anak diantaranya terdapat 6 anak menyikat gigi dibantu orang tua dan 20 anak menyikat gigi secara mandiri.adanya kesenjangan ini peneliti melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan debris indeks antara menyikat gigi secara mandiri dengan menyikat gigi dibantu orang tua pada murid TK nol besar.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survai dengan pengumpulan data dilaksanakan secara bersamaan atau sekaligus (cross sectional).Populasi dalam penelitian ini adalah murid nol besar TK marsudisiwi Pengkol Kapling Jepara yang berjumlah 26 orang.Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive accidental sampling.Dengan sampel 6 responden menyikat gigi secara mandiri dan 6 responden menyikat gigi dengan di bantu orang tua.Data yang diperoleh menggunakan metode analisa diskriptif kuantitatif ,setelah data diperoleh diolah lalu dimasukkan dalam tabel kemudian dihitung nilai rata-ratanya.
Hasil penelitian didapatkan adanya perbedaan selisih rata-rata debris indeksnya sebesar 0,63 dengan nilai rata-rata DI menyikat gigi dengan bantuan orang tua lebih baik dibandingkan nilai rata-rata DI menyikat gigi secara mandiri.Ini menunjukkan bahwa peran orang tua sangat mendukung untuk meningkatkan kesadaran anak tentang kesehatan gigi dan mulut yang mana diharapkan dapat menurunkan nilai debris indeks.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
A.Latar Belakang
Menyikat gigi harus dilakukan dengan baik dan benar agar debris atau sisa makanan benar-benar dapat dihilangkan dari permukaan gigi. Debris ini jika tidak dibersihkan akan menimbulkan berbagai masalah, antara lain karang gigi, gigi berlubang, bau mulut dan sebagainya. Cara menyikat gigi yang baik dan benar yaitu dilakukan secara tekun, teliti dan teratur. Tekun artinya sikat gigi dilakukan dengan giat dan sungguh-sungguh, teliti artinya sikat gigi dilakukan pada seluruh permukaan gigi dan teratur dilakukan minimal dua kali sehari. Waktu yang paling tepat untuk menyikat gigi adalah setiap selesai sarapan dan sebelum tidur malam (Ircham, 1995)
Kelompok anak-anak pada umumnya belum dapat menyikat gigi dengan baik dan efektif karena menyikat gigi itu tidak mudah terutama pada makanan yang lengket, serta sisa makanan yang berada pada permukaan gigi yang sulit dijangkau dengan sikat gigi (Ircham, 1995).Untuk itulah peran orang tua dalam membimbing dan mendisiplinkan anak untuk melatih pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan menyikat gigi secara baik dan benar pada anak-anak sangat diperlukan agar sisa makanan yang tertinggal dipermukaan gigi yang sulit dijangkau dengan sikat gigi bisa dibersihkan.
Orang tua berperan dalam dalam pengembangan kualitas pribadi anak, melalui cara-caranya mengasuh dan mendidik anak. Cara-cara ortang tua mengasuh anak meliputi sejauh mana orang tua menjadikan dirinya sebagai pantauan anak, hubungan kognitif dan afektif antara orang tua dan anak ,cara mengajar anak serta cara mendisiplinkan anak (Kudwiratri,1998).Termasuk didalammya peran orang tua dalam membimbing dan mendisiplinkan anak untuk melatih pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan menyikat gigi secara baik dan benar.
Karena pada umumnya kebiasaan anak dalam menyikat gigi hanyalah bertujuan untuk menyegarkan mulut saja,bukan karena mengerti bahwa hal tersebut baik untuk kesehatan gigi dan mulutnya,sehingga anak cenderung menyikat gigi dengan semaunya sendiri (Tomasowa,1981).Padahal tujuan menyikat gigi adalah mengghilangkan dan mengganggu pembentukan plak serta membersihkan gigi dari sisa makanan ataupun debris,yang mana plak dan sisa makanan yang tertinggal dalam gigi merupakan faktor terjadinya lubang gigi (Niken,2005).Untuk itulah peran orang tua sangat diperlukan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak-anaknya agar tercapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka disusun suatu permasalahan masalah yaitu “Apakah ada perbedaan debris indeks antara menyikat gigi secara mandiri dengan menyikat gigi dibantu orang tua pada murid TK?”
C.Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan debris indeks antara menyikat gigi secara mandiri dengan menyikat di bantu orang tua pada murid TK
2.Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui nilai debris sesudah menyikat gigi secara mandiri murid TK
b. Untuk mengetahui nilai debris sesudah menyikat gigi dibantu orang tua pada murid TK
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Telaah Pustaka
1.Menyikat gigi
a.Definisi menyikat gigi.
Menurut Tomasowa (1981) menyikat gigi adalah menghilangkan plak dari permukaan gigi yang tujuannya untuk mencegah penumpukan plak. Menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi sehingga penumpukan plak dapat dihindari (Niken,2005).
b.Waktu menyikat gigi.
Maulani (2005), berpendapat bahwa menyikat gigi minimal sehari cukup dua kali sehari, yaitu 30 menit setelah makan pagi dan malam hari sebelum tidur. Niken (cit. Weidjen dkk, 1993) telah menstandarisasikan lama waktu menyikat gigi yang efektif adalah dua menit.Selain menggunakan lama waktu menyikat gigi, maka untuk efektivitas menyikat gigi ada anjuran untuk menggosok gigi pada tiap-tiap bagian sebanyak 5 sampai 10 gosokan (Niken cit. Yankel dan Saxen,2005).
2.Debris
Nio (1992) mengatakan debris adalah sisa makanan yang tertinggal di dalam mulut pada permukaan dan diatas gigi geligi serta gingiva setelah makan yang tidak segera dibersihkan. Debris mudah dilepaskan oleh gerakan lidah, bibir serta pipi atau berkumur-kumur.
2.Debris
Nio (1992) mengatakan debris adalah sisa makanan yang tertinggal di dalam mulut pada permukaan dan diatas gigi geligi serta gingiva setelah makan yang tidak segera dibersihkan. Debris mudah dilepaskan oleh gerakan lidah, bibir serta pipi atau berkumur-kumur.
Partikel-partikel makanan yang tertekan didaerah interdental, oklusal didaerah cervikal gigi sukar dibersihkan dan merupakan makanan bagi kuman sehingga perlu dibersihkan dengan tindakan mekanis.
3.Hubungan Menyikat Gigi Terhadap Debris.
Menyikat gigi merupakan cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan debris atau deposit plak pada permukaan gigi dan gusi. Manfaat menyikat gigi adalah menghilangkan kotoran dan sisa makanan sehingga dapat mencegah penyakit gigi dan mulut (Depkes RI,1993). Tujuan menyikat gigi adalah membersihkan mulut dari sisa makanan agar fermentasi sisa makanan tidak berlangsung lama, sehingga kerusakan gigi dapat dihindari (Anonim,2008).
Menurut Zelva (2008) kegunaan menyikat gigi adalah agar sisa-sisa makanan dapat hilang dari sela-sela gigi dan permukaan gigi selain itu untuk mendapatkan kenyamanan dari terselipnya sisa makanan dan mulut yang bebas dari bau.
4.Perkembangan Anak TK.
Anak TK termasuk kelompok pra sekolah. Anak pra sekolah adalah mereka yang berusia 3-5 tahun. Pada anak usia pra sekolah, merupakan masa kehidupan yang mana individu relative tidak berdaya dan tergantung pada orang lain (Hurlock,1999).Mereka masih dalam taraf memerlukan bimbingan yang ketat serta memerlukan kesabaran yang luar biasa dalam mendidiknya (Ircham, 1995). Perkembangan anak difokuskan pada peran keluarga, terutama orang tua sebagai perantara antara anak dan lingkungan budaya yang melingkupinya.Mereka mulai belajar hidup bermasyarakat dan berkembang. Pada usia ini mereka akan mengalami mengenal banyak teman,mengenal dan minta banyak macam makanan dan meniru atau mencontoh apa yang dilihatnya dampaknya akan berakibat menguntungkan atau merugikan bagi kesehatan giginya.
5.Peranan Orang Tua.
Fase perkembangan anak usia pra sekolah masih sangat tergantung pada orang dewasa dalam memelihara kesehatan mulutnya .Belum ada kesadaran anak dalam menjaga kebersihan mulut. Peranan orang tua dalam peningkatan derajat kesehatan anak sangat dibutuhkan terutama untuk menentukan keberhasilan kesehatan keluarga secara menyeluruh.
B.Pertanyaan Penelitian.
Dari kerangka konsep di atas dapat dibuat pertanyaan penelitian yaitu “Apakah ada perbedaan debris indeks antara menyikat gigi secara mandiri dengan menyikat gigi dibantu dengan orang tua.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian.
Penelitian ini adalah penelitian survei (survey research) yaitu penelitian dengan tidak melakukan perubahan (tidak ada manipulasi atau perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti. Pengumpulan data dalam penelitian ini baik untuk variable sebab maupun variabel akibat dilaksanakan secara bersamaan atau sekaligus (Cross sectional). Kelompok dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok, satu kelompok menyikat gigi secara mandiri, dan satu kelompok menyikat gigi dengan dibantu orang tua. Rencana penelitian yang akan dilakukan dapat digambarkan pada model rancangan one shot case study.
B.Subyek Penelitian.
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,2006).Dalam hal ini populasinya adalah murid kelas nol besar TK Marsudisiwi Pengkol Kapling Jepara yang berjumlah 26 orang.
2. Sampel
Menurut Arikunto (2006) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti,apabila jumlah populasi yang diteliti kurang dari 100,maka semuanya dijadikan sebagai subyek penelitian. Karena populasi penelitian berjumlah 26 orang maka seluruh populasinya dijadikan sampel.Untuk pemilihan sampel menggunakan teknik purposive accidental sampling yaitu pemilihan sampel dilakukan atas perimbangan tertentu dan data diperoleh dari subyek yang ditemui saat itu serta dalam jumlah secukupnya (Saryono, 2008).Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan atas perimbangan pada hari dilakukan pemeriksaan subyek telah melakukan sikat gigi sebelum kesekolah adapun cara menyikat giginya dengan kritera tanpa atau pun dengan bantuan orang tua.
G. Analisis Data
Untuk menjawab pertanyaan penelitian dalam penelitian ini metode analisa data yang digunakan adalah diskriptif kuantitatif yaitu mendiskripsikan hasil penelitian yang berupa angka dimana data yang diperoleh, dimasukkan dalam tabel,kemudian dihitung skor atau nilai rata-ratanya.Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabulasi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil penelitian
Pengambilan data tentang Debris Indeks (DI) pada 12 sampel murid kelas nol besar TK Marsudisiwi Pengkol Kapling Jepara yang terdiri dari enam responden dengan menyikat gigi secara mandiri dan enam responden dengan menyikat gigi dibantu orang tua telah dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 07 Februari 2009 atas ijin dari Kepala Sekolah setempat. Dari hasil penelitian didapatkan data tentang Debris Index antara menyikat gigi secara mandiri dan menyikat gigi dibantu orang tua adalah sebagai berikut :
Nilai DI menyikat gigi secara mandiri pada anak murid TK nol besar adalah 1,50 dengan enam responden berkriteria sedang. Nilai DI menyikat gigi dengan bantuan orang tua pada anak murid TK nol besar adalah 0,87 dengan satu responden berkriteria baik sedangkan lima responden lainnya berkriteria sedang.
B.Pembahasan
Hasil yang didapat antara DI menyikat gigi secara mandiri dibanding dengan DI menyikat gigi dibantu orang tua terdapat selisih rata-rata DI sebesar 0,63 dengan nilai rata-rata DI menyikat gigi secara mandiri sebesar 1,50 dan nilai rata-rata DI menyikat gigi dibantu orang tua sebesar 0,87. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata DI menyikat gigi dibantu orang tua lebih rendah nilainya, lebih baik dibanding dengan nilai rata-rata DI menyikat gigi secara mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa peran orang tua sangat mendukung dalam meningkatkan ketrampilan cara menyikat gigi yang baik dan benar khususnya dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Hasil yang didapat antara DI menyikat gigi secara mandiri dibanding dengan DI menyikat gigi dibantu orang tua terdapat selisih rata-rata DI sebesar 0,63 dengan nilai rata-rata DI menyikat gigi secara mandiri sebesar 1,50 dan nilai rata-rata DI menyikat gigi dibantu orang tua sebesar 0,87. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata DI menyikat gigi dibantu orang tua lebih rendah nilainya, lebih baik dibanding dengan nilai rata-rata DI menyikat gigi secara mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa peran orang tua sangat mendukung dalam meningkatkan ketrampilan cara menyikat gigi yang baik dan benar khususnya dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Tingginya nilai rata-rata DI menyikat gigi secara mandiri dikarenakan masih kurangnya ketrampilan perilaku pelihara diri dan pengalaman pada usia anak pra sekolah dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Dan dilihat dari enam responden DI menyikat gigi secara mandiri didapatkan berkriteria sedang, hal ini menunjukkan bahwa dalam diri anak sudah mulai mengenal dan sudah adanya ketrampilan anak dalam menyikat gigi secara mandiri walaupun teknik menyikat giginya kurang maksimal sebagai contoh bagian gigi yang disikat hanyalah bagian gigi yang terlihat saja. Pada umumnya kebiasaan anak dalam menyikat gigi hanyalah bertujuan untuk menyegarkan mulut saja,bukan karena mengerti bahwa hal tersebut baik untuk kesehatan gigi dan mulutnya,sehingga anak cenderung menyikat gigi dengan semaunya sendiri (Tomasowa,1981).
Walaupun nilai rata-rata DI menyikat gigi dibantu orang tua lebih baik daripada menyikat gigi secara mandiri, akan tetapi dari hasil yang diperoleh hanya satu responden yang berkatagori baik dan lainnya berkatagori sedang. Ini menunjukkan bahwa orang tua dalam menyikat gigi anaknya masih belum optimal atau belum mencapai kategori baik. Hal ini dimungkinkan karena perilaku anak yang kurang kooperatif saat menyikat gigi serta orang tua belum menguasai dengan baik akan pengetahuan dan ketrampilan menjaga kesehatan gigi dan mulut anak-anak. Tingkat pendidikan orang tua mewarnai perbedaan pengetahuan di bidang kesehatan gigi dan mulut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Nilai rata-rata DI menyikat gigi secara mandiri pada murid kelas nol besar TK Marsudisiwi Pengkol Kapling Jepara adalah 1,50 .
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Nilai rata-rata DI menyikat gigi secara mandiri pada murid kelas nol besar TK Marsudisiwi Pengkol Kapling Jepara adalah 1,50 .
2. Nilai rata-rata DI menyikat gigi dibantu orang tua pada murid kelas nol besar TK Marsudisiwi Pengkol Kapling Jepara adalah 0,87
3. Perbedaan nilai rata-rata DI menyikat gigi secara mandiri dibanding dengan DI menyikat gigi dibantu orang tua adalah sebasar 0,63 dengan nilai selisih ini menunjukkan nilai rata-rata DI menyikat gigi dibantu orang tua lebih baik dibandingkan dengan menyikat gigi secara mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa peran orang tua sangat mendukung untuk meningkatkan kebersihan gigi dan mulut anak terutama terhadap nilai debris indeks.
B.Saran
Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :
Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Menyarankan kepada guru TK supaya ikut memotivasi atau memberikan dorongan pada anak-anak agar lebih meningkatkan ketrampilan dan kedisiplinan prilaku pelihara diri khususnya dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut mengenai kebiasaan dan teknik menyikat gigi anak-anak.
2. Kepada para orang tua supaya lebih memberikan perhatian dan meningkatkan ketrampilan serta pengetahuan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut, karena orang tua merupakan pusat percontohan anak dalam keluarga.
DAFTAR RUJUKAN
Anonim, 2008, Bersihkan Gigi Dengan Benar Agar Sehat, http;//www.pikiran rakyat.com/cetak/0604/06/0902.htm, Tanggal 26 September 2008
Arikunto,S., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta
Besford, John,1996,Mengenal Gigi Anda Petunjuk Bagi Orang Tua,Arcam, Jakarta
Departemen Kesehatan RI,1973,Penyuluhan Kesehatan Gigi di Sekolah Dasar,Depkes RI,Jakarta
------,1991,Pendidikan Kesehatan Gigi,Depkes RI,Jakarta
------,1992,Buku Pedoman Metode Kesehatan Gigi Dan Mulut Untuk Kegiatan KIA,Depkes RI,Jakarta
-------,1993,Upaya Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Pendekatan PKMD,Depkes RI,Jakarta
------,1994,Profil Kesehatan Gigi Dan Mulut di Indonesia Pada Pelita V,Depkes RI,Jakarta
------,2000,Profil Kesehatan Gigi Dan Mulut di Indonesia Pada Pelita VI,Depkes RI,Jakarta
Dewanto,1993,Ilmu Kesehatan Gigi Dan Mulut,ECG,Jakarta
Forrest, J., 1991, Pencegahan Penyakit Mulut,Hipokrates, JakartaHauwink.dkk, 1993, Ilmu Kedokteran Gigi Dan Pencegahan,Gajah Mada University, Yogyakarta
Hendratini dan Pamardiningsih,1995,Materi Kesehatan Komunitas,Bapelkes,Magelang
Hurlock,1999, Psikologi Perkembangan,ECG,Jakarta
Juwita, I.,1983,Preventif Dentistry,Universitas Indonesia,Jakarta
Kudwiratri,1998,Peranan Orang Tua Terhadap Kesehatan Anak,Hipokrates,Jakarta
Machfued, Ircham, 1993, Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak-Anak Dan Ibu Hamil,Liberty,Yogyakarta
Machfued, Ircham, 1993, Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak-Anak Dan Ibu Hamil,Liberty,Yogyakarta
------,1995, Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut,Liberty,Yogyakarta
Maulani,C.,2005,Kiat Merawat Gigi Anak, Elex Media Komputindo,JakartaNelson,1998.Ilmu Kesehatan Anak,ECG, Jakarta
Niken,2005,Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan,Gajah Mada University,YogyakartaNio,B.,1992,Preventive Dentistry Untuk Sekolah Pengatur Rawat Gigi,Yayasan Pendidika Kesehatan Gigi Indonesia,Bandung
Notoatmodjo,1997,Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar,PT. Rineka Cipta,Jakarta
------,2005,Metodologi Penelitian Kesehatan,Rineka Cipta, Jakarta
Priyono,1998,Pengantar Epidemiologi Untuk Kesehatan Gigi,Universitas Gajah Mada,Yogyakarta
Priyono,1998,Pengantar Epidemiologi Untuk Kesehatan Gigi,Universitas Gajah Mada,Yogyakarta
Saryono,2008,Metodologi Penelitian Kesehatan, Mitra Cendikia,Yogyakarta
Suwelo,I.S.,1992,Karies Pada Anak Dengan Berbagai Etiologinya,UNS,Jakarta
Tomasowa,1981,Penuntun Umum Untuk Guru Sekolah Dasar,Depkes RI,Jakarta
Zelvya,2008,Kesehatan Gigi Dan Mulut, www.@krad.com/cetak/htm,Tanggal 26 September 2008
RIWAYAT HIDUP
Dyahsari Wuriyanti dilahirkan di Jepara,tanggal 16 September 1988,anak keempat dari empat bersaudara,pasangan Bapak Suwidji dan Ibu Suwartini. Pendidikan dasar ditempuh di SDN Mulyoharjo 1 Jepara dan lulus Tahun 2000,dilanjutkan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 2 Jepara dan lulus Tahun 2003 lalu pendidikan menengah di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Negeri 1 Jepara dan lulus pada Tahun 2006.
Pendidikan berikutnya ditempuh di Politeknik Kesehatan Depkes Semarang Jurusan Kesehatan Gigi melalui jalur PMDP dan selesai pada Tahun 2009.